BONE, Globalterkini.com – Kendati pengukuhan dan pengambilan sumpah dua orang wakil ketua DPRD Bone berjalan lancar hingga acara usai, namun sejumlah wartawan dari beberapa media online maupun cetak, terlihat berkumpul di depan gedung rakyat sambil kasak kusuk. Terdengar nada protes serta kalimat kekesalan dari para wartawan karena merasa dilecehkan profesinya.
Rupanya, wartawan yang bermaksud melakukan peliputan di acara tersebut, dihalang – halangi oleh aparat kepolisian yang bertugas sebagai pengamanan tanpa alasan yang jelas. Awalnya, petugas kepolisian meminta kartu pers media, dan kartu liputan dari panitia. Padahal diketahui jika tidak ada kartu liputan yang dikeluarkan oleh pihak protokoler. Sementara, beberapa wartawan yang menunjukkan kartu pers nya pun ditolak dan dilarang masuk ke dalam ruang berlangsungnya acara.
Tidak berselang lama, dua orang anggota dewan (Abdul Salam dan H. Kaharuddin) keluar menemui wartawan, mengatakan bahwa acara tersebut terbuka untuk umum. “acara pelantikan ini terbuka untuk umum, kenapa wartawan dilarang meliput?. Namun ketika ditanya, siapa yang melarang, keduanya pun terlihat bingung.
Kepala bagian operasi (Kabag Ops) Polres Bone, Kompol H. Syamsu Alam yang mendapat informasi dari para awak media soal larangan itu, mencoba mengajak para wartawan untuk masuk, namun gagal karena mereka sudah terlanjur kesal oleh sikap oknum yang tidak bertanggung jawab. Sambil berlalu, Syamsu Alam terdengar bingung sambil bertanya “siapakah panitianya ini”
Sementara itu, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Kabag Humas) DPRD Bone, Kemal, tidak pernah terlihat oleh wartawan sejak awal hingga acara usai. Nomor handphone miliknya yang berulang – ulang dihubungi, terdengar nada tidak aktif.
Permintaan maaf salah satu anggota DPRD Bone, Syaifulla Latif, terkait kondisi tersebut, juga belum bisa membilas kekecewaan para awak media yang merasa dilecehkan. “saya turut prihatin dengan keadaan seperti ini. Tapi menurut saya, ini mungkin hanya komunikasi yang tidak konek. Saya tidak mau menjustice secretariat dewan terkait masalah ini, dan saya pun tidak mau berseberangan dengan media. Sebab media itu mitra kita. Tanpa media, kita ini tidak ada apa – apa nya” kata Syaifullah
Hingga acara usai digelar, ada dua pertanyaan masih menggelantung dibenak para awak media. Yakni, siapa dibalik aksi pelarangan wartawan untuk masuk ruang melalukan liputan dan kenapa acara pelantikan dan pengambilan sumpah wakil ketua DPRD tersebut, harus digelar malam hari. Mungkin masih perlu penelusuran untuk menemukan jawabannya.
(Asri Romansa)