AdvertorialNewsRagam

Tahun Emas Adiwiyata, Bone Borong 15 Penghargaan Sekaligus

×

Tahun Emas Adiwiyata, Bone Borong 15 Penghargaan Sekaligus

Sebarkan artikel ini
Bupati Bone H. Andi Asman Sulaiman berfoto bersama jajaran DLH Bone dan kepala sekolah peraih 2 Adiwiyata Mandiri dan 13 Adiwiyata Nasional 2025 usai acara penerimaan di Rujab Bupati Bone.

Bone, Global Terkini- Di tengah meningkatnya ancaman krisis iklim dan degradasi lingkungan, Kabupaten Bone menunjukkan jika pembangunan berkelanjutan bukan sekadar jargon kebijakan. Lewat sektor pendidikan, Bone membuktikan perubahan bisa dimulai dari ruang kelas.

Tahun 2025 menjadi tonggak penting, 15 sekolah di Bone berhasil meraih Penghargaan Adiwiyata dari Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup. Rinciannya, 2 sekolah meraih Adiwiyata Mandiri, dan 13 sekolah Adiwiyata Nasional. Penghargaan tersebut diserahkan secara resmi di Jakarta.

Prestasi ini melengkapi pencapaian sebelumnya ketika Bupati Bone H. Andi Asman Sulaiman menerima apresiasi nasional sebagai Pembina Program Kampung Iklim (Proklim). Sebuah sinyal bahwa arah pembangunan daerah memang disandarkan pada prinsip keberlanjutan.

Baca Juga :   Kejar Pengakuan, JOIN Gelar UKW Mandiri

Para kepala sekolah penerima penghargaan bersama Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bone Dray Vibrianto diterima langsung Bupati di Rumah Jabatan Bupati, Kamis, 4 Desember 2025. Momentum itu menjadi penegasan, sekolah ditempatkan sebagai garda terdepan gerakan lingkungan.

“Adiwiyata adalah investasi strategis untuk membentuk karakter masyarakat Bone yang peduli lingkungan dan berbudaya bersih di masa depan,” ujar Bupati Bone.

Di lapangan. Pengelolaan sampah berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dijalankan secara nyata. Sampah organik diolah menjadi kompos, sampah anorganik didaur ulang, dan kesadaran ekologis ditanamkan melalui kurikulum, kegiatan partisipatif, serta sarana ramah lingkungan.

Baca Juga :   Rayakan Ulang Tahun Idola, ARMY Bagi-bagi Sembako Untuk Warga Kurang Mampu

Sebagai salah satu lumbung pangan Sulawesi Selatan, Bone juga mengaitkan Adiwiyata dengan ketahanan pangan dan kualitas lingkungan. Pelajar dilibatkan dalam pembuatan pupuk organik untuk memperbaiki kualitas tanah dan kandungan C-Organik. Konservasi air dan penghematan energi menjadi bagian dari pembelajaran sehari-hari demi menjaga Indeks Kualitas Air (IKA) dan Indeks Kualitas Udara (IKU).

Dinas Lingkungan Hidup Bone memainkan peran strategis melalui pendampingan intensif. Hasilnya, dari hanya enam kabupaten/kota penerima Adiwiyata di Sulawesi Selatan, Bone tampil sebagai daerah dengan jumlah sekolah terbanyak.

Baca Juga :   Lepas Kontingen Pencak Silat Piala Kasad, Dandim 1407 Harapkan Prestasi Gemilang

“Pendampingan intensif menjadi kunci. Kami memastikan program Adiwiyata tidak hanya memenuhi standar administrasi, tetapi benar-benar mengakar sebagai budaya lingkungan berkelanjutan,” tutur Dray Vibrianto.

Lebih dari sekadar deretan piagam, capaian ini menandai hadirnya ekosistem pendidikan lingkungan yang hidup. Kabupaten Bone kini tak hanya dikenal sebagai daerah agraris, tetapi juga sebagai rujukan pembangunan lingkungan berbasis pendidikan di Indonesia Timur, sebuah investasi jangka panjang untuk generasi yang lebih beretika dan berdaya saing global.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *