Bone, Global Terkini- Pengalaman tidak menyenangkan diduga dialami sejumlah orang tua siswa penerima bantuan PIP Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Senin 22 Januari 2024.
Mereka mengaku dimintai uang pungutan dengan dalih sumbangan hingga ratusan ribu rupiah.
Penerima bantuan PIP adalah siswa terdaftar Kartu Indonesia Pintar (KIP), di antaranya SD/MI/sederajat. Dana bantuan yang diterima untuk jenjang ini sebanyak Rp 450.000 per tahun.
Menurut keterangan seorang Narasumber, pihak SDN 31 Pasempe meminta sumbangan sebanyak Rp 180.000 per- siswa kepada para orang tua, banyak dari mereka yang mengeluh namun tidak berani bersuara.
” Rp 50.000 untuk uang jabat tangan ke guru, kemudian Rp 50.000 untuk sumbangan Mushola dan Rp 80.000 untuk Lapangan Sekolah, ” Kata Sumber sembari meminta identitasnya dirahasiakan.
Untuk orang tua yang mempunyai dua orang anak bersekolah diharuskan membayar Rp 360.000.
Uang jabat tangan diberikan ke oknum guru PPPK berinisial R yang masih kerabat Kepsek, dia juga sebelumnya merupakan kepala Dusun di Desa tersebut.
Keluhan muncul lantaran nilai sumbangan ditentukan dan bersifat rutin serta harus, sementara itu sumbangan Mushola dan Lapangan dinilai terkesan mengada-ada karena keduanya tidak sedang dalam pengerjaan.
” Mushola itu sudah lama jadi tapi entah kenapa baru lagi dimintakan sumbangan, itu dulunya di tempati pak Umar, langsung saja di cat, terus yang kerja siswa ji, ” Keluhnya.
Akibat sumbangan tersebut, Sumber mengaku dana yang diterimanya tidak lagi cukup untuk menutupi kebutuhan Sekolah anak-anaknya.
Kepala Sekolah SDN 31 Pasempe, Jumriati membenarkan soal adanya sumbangan dan menolak itu disebut pungutan, dia juga membantah jika nominalnya ditentukan sebagaimana disampaikan Narasumber, termasuk soal uang jabat tangan ke R.
Dia menjelaskan, terkait permintaan sumbangan ke orang tua siswa merupakan keputusan Komite Sekolah dan telah di rapatkan pada akhir 2023 lalu.
Dana sumbangan yang terkumpul juga dikelola sendiri oleh Komite.
” Makanya saya bingung kalau ada orang tua siswa yang protes, ” Ujarnya.
Masih menurut Jumriati, sumbangan untuk Mushola sudah berjalan sebelum rapat Komite.
Mansur selaku ketua Komite Sekolah pun membenarkan hal tersebut.
Kata dia, sumbangan yang diterima pihaknya bervariasi mulai dari Rp 40.000 hingga Rp 100.000, sebagian dari dana tersebut diakuinya sudah digunakan untuk perbaikan Mushola.
” Kalau sumbangan untuk Lapangan memang baru kita sampaikan waktu rapat itu, ” Ucap Mansur.