Kolaka Utara, Global Terkini – Desa Parutellang, kecamatan Ngapa, kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, merupakan salah satu wilayah pegunungan yang dimukimi masyarakat sejak puluhan tahun silam. Selain desa Parutelllang, juga ada desa Padaelo, Koreiha, Watumotaha dan desa Nimbuneha yang wilayah teritorialnya berada di atas bukit dan barisan gunung. Kendati akses transportasi terbilang sulit, namun tidak sedikit warga yang tinggal dan berpropesi sebagai petani kebun.
Terkait itu, desa Parutellang memiliki potensi komoditi alam seperti kakao, cengkeh dan tanaman nilam. Mayoritas warga desa Parutellang, bermata pencaharian sebagai petani kebun. Tahun ini (2023) pemerintah desa bersama masyarakat membangun jalan rabat produksi tani sepanjang lebih kurang 1000 meter untuk mempermudah pengangkutan hasil pertanian. Hal ini di ungkapkan oleh kepala Desa Parutellang, Tahiruddin, saat ditemui dikediamannya, Jumat, 26 Mei 2023.
Namun yang menarik dari percakapan dengan kepala desa Parutellang, adanya pencetakan sawah yang dilakukan oleh masyarakat secara swadaya di desa tersebut. “sebelumnya memang sudah ada sawah padi seluas 8 hektar, dan itu hasilnya sangat bagus dengan penggunaan pupuk organic. Sejak awal Januari 2023 lalu dilakukan pengembangan perluasan percetakan sawah baru, yang saat ini sudah mencapai lebih kurang 20 hektar. Potensi sawah di desa ini bisa mencapai 1000 hektar, yang tersebar di sejumlah hamparan dengan sumber mata air yang cukup untuk mengairinya. Jika ini bisa diwujudkan, niscaya kebutuhan pangan masyarakat Kolaka Utara bisa terpenuhi. “ Tutur Tahiruddin
Dikatakan, pencetakan sawah padi yang dilakukan saat ini, murni dari swadaya masyarakat itu sendiri. Termasuk mendatangkan alat berat (excavator) merupakan upaya masyarakat. Kami hanya memberikan dukungan dan berharap agar desa ini mampu menjadi sentra produksi padi nantinya. Hanya saja, kita juga butuh dukungan pemerintah pusat untuk menurunkan status lokasi dari kawasan menjadi lahan produksi. Ujarnya.
Camat Ngapa, Abu Bakri, S.Sos yang ditemui terpisah, membenarkan adanya kegiatan pencetakan sawah baru di desa Parutellang. Selain di desa tersebut, terdapat beberapa lokasi merupakan hamparan yang potensial dijadikan sawah padi dengan sumber air yang sangat menunjang. Kalau hanya 1000 hektar, itu sangat memungkinkan, sebagaimana harapan pemerintah daerah. Ujarnya.
Abu Bakri menjelaskan, “terkait soal percetakan sawah di desa Parutellang, diketahui jika lokasi tersebut masih berstatus kawasan. Untuk itu, kita sudah mengajukan penurunan status pada kementerian. Cuma untuk penurunan status kawasab tersebut, prosesnya agak panjang. Namun kita berharap hal ini disahuti, demi kesejahteraan masyarakat. Pungkasnya.