Bone, Globalterkini.Com – Keberadaan tambang liar galian C di Desa Mallari, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, menimbulkan sejumlah persoalan. Salah satunya adalah, tudingan masyarakat kepada Kepala Desa Mallari, Andi Wahyuli, diduga ikut terlibat dalam persoalan tambang di wilayahnya.
Selain itu, mobil truk tongkang yang mengangkut material, menggunakan jalan tani yang dibangun dengan Dana Desa dari APBN. “Masyarakat sangat prihatin dengan kondisi itu. Namun mereka enggan menegur dengan alasan, kepala desa saja tidak menegur. Padahal setiap hari armada pengangkut material itu lewat depan rumahnya” Ujar Aminullah, warga dusun Cempalagi, Desa Mallari.
Ditemui di kediamannya kemarin, Jumat 2 November 2018, Kepala Desa Mallari, Andi Wahyuli, membantah semua tudingan tersebut. “Tidak ada sama sekali kontribusi yang masuk ke Desa. Jika ada yang curiga, itu sangat keliru. Jangankan kontribusi dalam bentuk uang, material pun tidak ada sama sekali. Jika kami butuh material, kami juga membeli dengan harga yang sama secara umum” Jelas Wahyuli
Lanjut, soal teguran kata Wahyuli, saya sudah panggil pengelolanya dan mempertanyakan soal izin pengelolaan tambangnya, tapi mereka mengatakan tidak mungkin berani kelola tambang jika tidak diberi kebijakan. Itu kata Rusman waktu saya panggil terkait soal tambang itu. Ujar Wahyuli.
Ditanya soal jalan tani yang di lewati mobil-mobil truk pengangkut material, Wahyuli mengakui telah membuat perjanjian dengan pihak pengelola tambang. Apabila terjadi kerusakan, maka menjadi tanggung jawab mereka untuk memperbaiki. Begitu pula dengan soal dampak lainnya yang ditimbulkan, itu diluar tanggung jawab kami. Silahkan pertanggung jawabkan sendiri. Ungkap Wahyuli.
Untuk diketahui, tonase jalan tani hanya bagi kendaraan yang berkapasitas dan memiliki bobot tertentu. Bukan untuk mobil truk tongkang yang sudah tentu bobotnya tidak sesuai dengan tonase jalan tani. (Asri)