Kolut,GlobalTerkini.com-Mencuatnya keluhan sejumlah Kepala Sekolah terkait pengadaan tenda pramuka di sekolah-sekolah yang dinilai terlalu mahal, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kolaka Utara, Drs. H. Mukrim, MM membantah jika ada rekomendasi dari Dinas Dikbud.
Bahkan kata Mukrim, saat hal itu dibahas di dalam rapat pertemuan antara para kepala sekolah dan rekanan pengadaan tenda, dirinya tidak hadir. Kendati demikian, ia tidak membantah jika ia memang tahu tentang soal itu.
“Pengadaan tenda pramuka di sekolah-sekolah, itu telah disepakati oleh para kepala sekolah dan rekanan. Permohonan pengadaannya tenda itu pun dibuat sendiri oleh kepala sekolah bersangkutan. Dan itu tidak ada rekomendasi dari Dinas Pendidikan” tutur Mukrim, ditemui di ruang kerjanya, Senin 25 September 2017.
Pekan lalu, Jumat (22/9/2017), Globalterkini.com menemui Kepala Seksi Sarana Prasana, Jayadi Karta, S,Pd terkait soal pengadaan tenda pramuka tersebut. Jayadin yang akrab disapa “pak jaka” ini membeberkan soal transaksi tenda yang dibandrol hingga 8.000.000 rupiah dengan dua kali pembayaran. Sementara untuk pembayaran secara cash hanya 6 jutaan.
“Dinas pendidikan dalam hal ini hanya sebagai pasilitator antara rekanan dengan pihak sekolah. Soal permintaan barang dan sistim pembayarannya, tergantung kesepakatan mereka. Jika dikeluhkan soal harga yang terlalu mahal, memang harganya sekira 5 jutaan di Makassar. Belum lagi biaya ekspedisinya untuk sampai ke Kolaka Utara” kata Jayadi
Menanggapi pertanyaan awak media, soal “fi” atau keuntungan yang diperoleh dari bisnis tenda ini, Jayadi Karta yang juga selaku manager BOS Dinas Pendidikan Kolaka Utara, mengaku mendapat fi dari rekanan berkisar 30 juta rupiah.
Dijelaskan lebih lanjut, dari 140 jumlah sekolah, baik tingkat SD dan SMP yang ada di Kolaka Utara, 70 di antaranya sudah tercatat sebagai pemohon untuk pengadaan tenda tersebut. Sebahagian besar sudah menerima barang nya dan tinggal menunggu dibayar. Katanya
Sebelumnya, penelusuran di beberapa sekolah, nyaris memiliki keluhan yang sama. Yaitu, soal harga tenda yang terlalu mahal dan penyusunan Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS) harus dirubah lagi.
“Masalahnya, RKAS sudah dibuat baru masuk ini barang. Terpaksa sebahagian pengadaan yang sudah di programkan, musti dihilangkan karena pengadaan tenda di anggap lebih penting” ungkap beberapa sumber yang menolak namanya publikasikan.
Hasil pengecekan harga dibeberapa distributor melalui penelusuran globalterkini.com, menemukan harga bervariasi antara 2,5 hingga 3,5 juta rupiah tergantung dari kualitas spesifikasinya.
Penulis : Asri Romansa