BudayaKhazanahNewsPendidikanPeristiwa

Sungai Baung Sergai, Nasibmu Kini

800
×

Sungai Baung Sergai, Nasibmu Kini

Sebarkan artikel ini
Penanti perhatian Pemerintah. ‘Sungai Baung’ terlihat semakin menyempit, jorok dan kumuh.

Perbaungan, Globalterkini.com – Bupati Serdang Bedagai (Sergai) Ir.H. Soekirman, membacakan maklumat kongres Nasional, bahwa rumah harus menghadap sungai, bukan membelakangi sungai. Maklumat tersebut dibacakan saat acara lomba dayung sampan tradisional (30/3/19) lalu. Dimana Sei Rampah akan menjadi objek ‘Pataya’ (Pariwisata, Pertanian dan Budaya) dalam waktu dekat ini. Apalagi  kereta api pariwisata yang akan singgah di Sei rampah, memudahkan pengunjung untuk mengeksplorasi segala potensi wisata yang terdapat di ibukota Kabupaten Sergai. Ungkap Soekirman saat itu.

Baca Juga :   Kasat Lantas Polres Bone Dimutasi, Begini Reaksi Laki Pejuang 45

Namun sangat disayangkan, pemandangan yang berbanding terbalik terjadi di ‘Sungai Baung’, Desa Kota Galuh Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai. Dimana sungai Baung ini merupakan muara beberapa daerah aliran sungai (das), seperti, sungai ular, sungai talang, sungai baung kampung Tempel dan sungai baung Kota Galuh.

‘Sungai Baung’ menyimpan histori sejarah berdirinya Istana Sultan Serdang, di Desa Kota Galuh, Kecamatan Perbaungan. Namun kini, Sungai Baung kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Kaum ibu yang dulu sering mencuci dan mandi, bahkan memampaatkan air sungai sebagai kebutuhan sehari-hari, kini sudah tidak lagi ddilirik. Air sungai tersebut sudah tercemar oleh limbah dan menimbulkan aroma busuk. Kondisi sungai yang kian menyempit dan terlihat jorok, tampak semakin kumuh dan tidak terawat. Disana-sini terlihat tumpukan sampah dengan bau busuk yang menyengat.

Baca Juga :   Innalillahi, Putra Kabag Protokol Bone Meninggal Dunia

Rohana (32), warga Kampung Tempel, Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Perbaungan, mengungkapkan, jika air sungai baung dulunya jernih dan sejuk. Para kaum ibu selalu menggunakan air sungai tesebut untuk mencuci, bahkan dikonsumsi untuk kebutuhan sehari-hari. Tapi sekarang, bahkan untuk dekat kesungai itu pun merasa jijik. Tutur Rohana.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ani (42), warga Kota Galuh,”saya dari dulu nyuci piring dan nyuci kain di sungai baung ini. Tapi sekarang, sungai baung ini airnya menimbulkan bau busuk yang menyengat. Jangankan digunakan mencuci, untuk menyentuh air sungai baung pun kami tidak berani. Dilihat saja sudah bisa dipastikan kalau itu bisa menjadi sumber penyakit” kata Ani terdengar polos.

Baca Juga :   Diundang Mendagri, Bupati Soekirman Mendapat Kehormatan

Penulis : Budi Lubis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *