NewsRagam

Selamatkan Lingkungan, PWM dan MLH PWM Kompak Lakukan Aksi Tanam Mangrove

1200
×

Selamatkan Lingkungan, PWM dan MLH PWM Kompak Lakukan Aksi Tanam Mangrove

Sebarkan artikel ini
Ketua PWM Kalsel Prof Ridhahani bersama Ketua MLH PWM Kalsel Fathurrahman menanam bibit pohon mangrove.

Kalsel, Global Terkini- Menanam mangrove menjadi komitmen masyarakat untuk menyelamatkan pesisir pantai dan laut, dari berbagai cemaran dan kerusakan lingkungan.

Jajaran Pengurus Pimpinan wilayah Muhammadiyah provinsi Kalimantan Selatan turut menunjukkan komitmen tersebut dengan melakukan aksi penanaman mangrove di desa Tungkaran Naik Jorong kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan.

Ratusan bibit mangrove ditanam oleh para tokoh ormas ini yang hadir dalam acara konsolidasi organisasi, bakti sosial dan lingkungan yang digelar Sabtu (4/5) hingga Minggu (5/5) di area Jorong Barutama Greston.

Selain selain bibit mangrove juga diserahkan lebih 100 bibit  Ketapang kencana yang akan ditanam masyarakat bersama jajaran JPG.

Desa Tungkaran Naik Kecamatan Jorong ini merupakan desa binaan PT Jorong Barutama Greston.

Menurut ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kalsel Prof. Dr. H. Ridhahani Fidzhi, MPd, aksi lingkungan dengan penanaman pohon mangrove ini sebagai bukti komitmen persyarikatan ini untuk turut menyelamatkan lingkungan.

” Tahun ini Muhammadiyah dalam usia 111 tahun berikhtiar menyelamatkan semesta,” ungkap guru besar UIN Antasari ini.

Baca Juga :   Program IPAL Kolaka Utara, Desa Koroha Pasang Septic Tank Hari Ini.

Ikhtiar menyelematkan semesta ini ujar Ridhahani, tentu memiliki dimensi yang luas dengan orientasi jauh ke depan untuk mewariskan lingkungan yang lestasi, pembangunan yang berkelanjutan, nyaman dihuni dan masyarakat nya damai sejahtera.

“Program program peduli lingkungan Muhammadiyah, sekarang juga mendapat apresiasi dari pemerintah dan berbagai pihak,” ucapnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, persyarikatan Muhammadiyah telah nyata menunjukkan peran nya dalam dunia pendidikan, sosial dan ekonomi dengan berbagai lembaga pendidikan milik Muhammadiyah seta anal usaha Muhammadiyah.

Secara konkrit tambahnya, di jajaran Muhammadiyah Kalsel yang dimotori Majelis Lingkungan Hidup PWM Kalsel akan mewujudkan masjid dan musholla hijau, sekolah hijau dan semua amal yang dikelola dengan prinsip ramah lingkungan.

Dalam kegiatan penanaman mangrove tersebut juga hadir Prof H. Udiansyah dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, sekretaris PWM Kalsel H Aserani, Ketua Lembaga Seni budaya dan olahraga (LSBO) PWM Kalsel, Eka Noviar mewakili manajemen JBG, Kadis Dukcapil Tanah Laut H. Hairin Noor yang juga pengurus PWM Kalsel, pengurus PW Aisyiyah dan Nasyiatul Aisyiyah Kalsel, dan aktifis LazisMu Kalsel serta jajaran kepanduan Hizbul Wathon (HW) Kalsel.

Baca Juga :   Terpilih Aklamasi, Bupati Kembali Pimpin Orari Bone

Menurut Fathurrahman Ketua Majelis Lingkungan Hidup PWM Kalsel, menanam mangrove memiliki kesan tersendiri, karena harus turun ke lumpur rawa laut, berbeda ketika menanam pohon di darat. Menanam nya menggunakan ajakan yaitu tonggak kayu yang runcing ujungnya, kemudian di tancapkan di lumpur rawa sampai membentuk lubang tanam, baru bibit mangrove di tancapkan kemudian di tutup lumpur, jadi tidak menggunakan cangkul seperti menanam di lahan kering.

“Ada sensasi tersendiri bagi yang baru menanam mangrove ini,” ujar Fathurrahman.

Hutan mangrove atau yang sering dikenal sebagai hutan bakau merupakan bagian yang sangat penting dalam ekosistem di daerah kawasan berpasir daerah tropis dan subtropis. Dilansir dari laman Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia, terdapat sekitar 16.530.000 hektare hutan mangrove di dunia dan 20% atau sekitar 3.490.000 hektare dari jumlah tersebut ada di Indonesia.
Jumlah hutan mangrove dengan status kritis sebesar 637.624 hektare dan sekitar 2.673.548 hektare hutan mangrove dengan kondisi yang baik.

Baca Juga :   Jelang Pergantian Tahun, Ini Imbauan AUHM Untuk Pengusaha Hiburan

Tanaman bakau tumbuh di pantai dan paling banyak dijumpai pada batasan antara muara pantai dengan sungai. Tanaman bakau pada umumnya hidup berkelompok dalam jumlah banyak, akar besar, dan memiliki buah.

Manfaat hutan mangrove
mencegah erosi pantai, menjadi katalis tanah dari air laut, habitat perikanan, memberikan dampak ekonomi yang luas, sumber pakan ternak, mencegah pemanasan global, sumber pendapatan bagi nelayan pantai, menjaga kualitas air dan udara, pengembangan kawasan pariwisata, menyediakan sumber kayu bakar, pengembangan ilmu pengetahuan, menjaga iklim dan cuaca.

Majelis Lingkungan Hidup PWM Kalsel merencanakan terus menanam mangrove dan tanaman penghijauan lainnya di Kalsel dengan melibatkan jajaran Muhammadiyah dan masyarakat lainnya. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *