HukrimNewsPeristiwaRagam

Center Gerakan Mahasiswa Sultra, Desak Kapolri Copot Kapolda

537
×

Center Gerakan Mahasiswa Sultra, Desak Kapolri Copot Kapolda

Sebarkan artikel ini

Makassar, Global Terkini.com – Siang tadi, Jumat 8 Maret 2019 sekitar pukul 02.30 wita, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Center Gerakan Mahasiswa Sulawesi Tenggara (Sultra), menggelar aksi unjuk rasa di plyover, jalan Urip Sumoharjo Makassar. Dalam aksi tersebut, mahasiswa menuntut Kapolri  Jenderal Tito Karnavian mencopot Kapolda Sultra, Brigjen Pol Iriyanto dari jabatannya, karena di anggap tidak mampu menegakkan supremasi hukum, terkait kekerasan yang dialami sejumlah mahasiswa saat aksi demo di halaman kantor Gubernur Sultra beberapa hari lalu.

Release yang diterima globalterkini.com dari Jenderal lapangan, Try Kenyo, menyebutkan, ada dua opsi yang mereka tuntut saat aksi siang tadi. Yakni, mendesak Kapolri untuk mencopot Kapolda Sultra, sehubungan dengan aksi kekerasan yang dialami oleh rekan-rekan mahasiswa saat demo di halaman kantor Gubernur di Kendari, menuntut pencabutan izin tambang di Wawoni (Konawe Kepulauan).

Sebagaimana telah dilansir oleh salah satu media Kendari ‘Mongabay.co.id’, dalam aksi yang terjadi dari tanggal 4,6 dan 7 Maret pekan lalu, tercatat sekitar 11 orang mahasiswa dan aparat mengalami luka-luka serius dan dilarikan ke rumah sakit. Kaca kantor gubernur pecah terkena lemparan batu. Pelayanan publik jadi lumpuh karena para pegawai sibuk menonton aparat polisi, Pol PP dan mahasiswa saling gebuk. Polisi menembakkan gas air mata dan water canon untuk menghalau massa. Pentungan Pol PP berayun kesana kemari mencari sasaran. Terlihat pula sejumlah kaum ibu yang ikut aksi demo, terpapar dengan mata perih tanpa tau mau kemana.

Baca Juga :   Meninggal Saat Ikut Diksar, Komisi Kejaksaan Hingga Kompolnas Didesak Pantau Persidangan Kasus Virendy

Pada aksi pertama, Senin (4/3/19), sekitar 300 warga mendatangi kantor gubernur, didampingi organisasi mahasiswa seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) MPO Kendari, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan LMND Kendari. Mereka bersatu dalam elemen bernama Front Rakyat Sultra Bela Wawonii. Di aksi pertama tersebut, warga dan mahasiswa terlibat saling dorong dengan anggota Polda Sultra, Polres Kendari dan Satpol PP. Massa mencoba mendobrak barikade keamanan guna menemui Gubernur Sultra, H. Ali Masi. Namun tindakan saling dorong tak berlangsung lama, massa memilih mundur. Namun pada aksi-aksi selanjutnya, korban mulai berjatuhan, baik dari pihak mahasiswa maupun dari pihak aparat.

Terkait, aksi yang digelar oleh Center Gerakan Mahasiswa Sultra di plyover Makassar siang tadi, merupakan aksi solidaritas untuk mengecam tindak kekerasan yang dilakukan pihak aparat kepada mahasiswa dan masyarakat saat aksi demo berlangsung. Aksi solidaritas terjadi bukan hanya di Makassar. Namun sejumlah aksi demonstasi juga terjadi dibeberapa daerah. Aksi aksi tersebut menyuarakan tuntutan senada, mengecam tindakan represif aparat yang menyebabkan jatuhnya korban.

Baca Juga :   Kabupaten Sergai, Launching 'PANTES' Desa Sei Buluh

Sementara itu, Try Kenyo, selaku Jenderal lapangan aksi ini, mendesak Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi, agar segera menyikapi masalah tambang yang ada di Kabupaten Kolaka Utara. “penjarahan ‘ore’ yang ada di Kecamatan Lasusua, Batuputih dan Tolala sudah kian massif dan terkesan terorganisir. Dampak dari penggalian material yang diangkut keluar, sudah sangat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Namun mereka tak mampu berbuat” ujar Tri Kenyo.

Terkait soal penjarahan ore di wilayah Patampanua ini, sudah sejak lama menjadi bahasan di salah satu media sosial ‘Forum Komentar Kolaka Utara’, namun sampai saat ini belum ada sikap pemerintah maupun dari aparat penegak hukum. Diduga kuat, persoalan penjarahan ore di Kolaka Utara, banyak oknum yang bermain, baik oknum dari Birokrasi maupun dari Aparat Penegak Hukum. Suara-suara tentang oknum-oknum yang terlibat dalam penjarahan ore ini, bukan lagi rahasia. Bahkan setiap kali ada kapal ‘tongkang’ (Kapal Pengangkut Ore) merapat pada titik tertentu, Forum tersebut mulai ramai dengan status adanya ‘Kordinasi’. Dan diketahui, ada oknum aparat yang terlibat untuk mengatur alur kordinasi dan membungkam suara-suara sumbang agar ‘diam’.

Baca Juga :   Tunggu Fatwa MUI, Sergai Tunda Imunisasi MR

Try Kenyo menambahkan, agar Kapolda Sulawesi Tenggara segera mencopot Kapolres Kolaka Utara, karena di anggap tidak mampu menegakkan supremasi hukum dan menyelesaikan masalah penjaharan ore di Kabupaten Kolaka Utara. “masalah penjarahan ore ini sudah bertahun dan berlarut-larut. Sangat nyata terjadi di depan mata mereka. Anehnya, kenapa pihak kepolisian resort kolaka hanya diam dan jadi penonton?….. ada apa?. Jika tidak mampu melaksanakan tugas dalam menegakkan hukum, khususnya masalah penjarahan ore di Kolaka Utara, sebaiknya Kapolda segera mencopot Kapolres Kolaka Utara.  pungkas Try Kenyo.

Aksi unjuk rasa Center Gelarakan Mahasiswa Sultra di plyover tersebut, berakhir sekitar pukul 04.30 setelah menyuarakan tuntutan mereka

By. Redaksi

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *