BudayaEkonomiKhazanahNewsPendidikanPeristiwaPolitikRagam

Geliat Pembangunan dan Harapan di Desa Kajaolaliddong

1433
×

Geliat Pembangunan dan Harapan di Desa Kajaolaliddong

Sebarkan artikel ini
Kepala Desa Kajaolaliddong, Muhammad Rusli, saat dilokasi perintisan jalan tani

BONE, Globalterkini.com – Desa Kajaolaliddong, Kecamatan Barebbo merupakan salah satu daerah agraris yang memiliki area persawahan yang sangat luas. Mayoritas penduduk di desa ini bermata pencaharian sebagai petani sawah dengan income perkafita yang cukup memadai.

Selain itu, Desa Kajaolaliddong, Kecamatan Barebbo, Kabupaten Bone, sejak dulu dikenal memiliki beberapa situs sejarah yang menarik untuk ditela’ah dan digali eksistensinya. Salah satunya adalah keberadaan ‘Pohon Nyelle’ yang tumbuh besar dan menjulang tinggi dibahu jalan, tepatnya di dusun Bakke, Desa Kajaolaliddong.

Pohon Nyelle ini diperkirakan tumbuh pada abad ke 16 dimasa pemerintahan Raja Bone ke 6 La Uliyo Bote’E (1543-1568) dan raja Bone ke-7 Tenri Rawe BongkangngE (1568-1584). Dari legenda masyarakat Bone, meyakini jika pohon tersebut merupakan tongkat ‘Kajao Laliddong’ (salah satu tokoh cendekiawan Kerajaan Bone dimasa itu.

Baca Juga :   Dinkes Bone Gelar Rapat Kordinasi Penguatan Mitra Potensial

Selain pohon nyelle yang sudah dibenahi, terdapat sebuah gundukan ditengah area persawahan yang diyakini sebagai ‘abbojong’ Lamellong. Kajao Laliddong, memiliki nama kecil ‘Lamellong’ yang sangat gemar makan siput sawah. Setiap makan siput, cangkang siput dikumpul dan dibuang disalah satu tempat, dan menyerupai gundukan. Itulah disebut ‘Abbojongnna Lamellong’. Legenda ini juga menjadi dasar pemikiran jika Desa Kajaolaliddong merupakan desa agraris yang masyarakatnya mayoritas petani sejak dari dulu.

Rencana pembuatan jalan tani menuju area persawahan masyarakat Desa Kajaolaliddong

Mengintip pembangunan inprastruktur di Desa Kajaolaliddong, memang mulai menggeliat sejak adanya Dana Desa (DD). Bahkan sebelumnya, sudah ada upaya pemerintah setempat untuk membuka akses jalan pertanian dengan melibat masyarakatnya. Itu terbukti dengan sikap gotong royong masyarakat desa kajaolaliddong tetap terpelihara sampai hari ini.

“saya bahkan kadang bingung dalam setiap musyawarah desa, masyarakat berlomba untuk dibuatkan akses jalan dengan menyerahkan tanahnya secara sukarela untuk dibuat jalan tani. Bahkan mereka sendiri yang bekerja, menebang dan membersihkan untuk persiapan perintisan jalan tani. Saya hanya menyampaikan supaya pekerjaannya, pemeliharaannya nanti benar – benar dijaga. Sebab masyarakat sendiri yang akan memampaatkannya nanti” Ujar Kepala Desa Kajaolaliddong, Muhammad Rusli, saat ditemui dilokasi perintisan jalan tani. Minggu 3 Nopember 2019.

Baca Juga :   Keluarga Korban Kecewa, Polisi Lepas Terduga Pelaku Pemerkosaan di Cenrana

Sementara itu, ketua Tim Pengelola Kegiatan (TPK) Desa Kajaolaliddong, Salahuddin, ditemui dilokasi pengerjaan, mengungkapkan jika pembangunan inprastruktur seperti jalan desa, jalan tani, perintisan jalan tani, drainase, dan pembangunan deucker, disetiap sudut strategi sebagai akses pertanian, sudah dibenahi dan dibangun. “untuk tahun ini, ada 4 titik pemasangan paving block jalan tani sementara dikerjakan. Untuk perintisan salah satu jalan tani, kita menunggu anggaran tahap tiga. Sementara ini masyarakat dikerahkan untuk membersihkan rencana lokasi, dipimpin langsung oleh kepala desa” tutur Salahuddin.

Baca Juga :   PasKas Bone Bantu Korban Banjir di Soppeng

Uniknya, jalan desa dan jalan tani yang dibangun di desa ini, semua menggunakan paving block, bukan cor beton. “dengan menggunakan paving block akan lebih efektip dan tahan disbanding cor beton. Dengan paving block, bisa diperbaiki sebahagian – sebahagian jika terjadi kerusaka. Sebab bisa dibongkar terpisah. Sementara cor beton, jika sudah terlanjur rusak akan sulit diperbaiki sebahagian – sebahagian karena itu satu rangkaian. Apalagi jika diperbandingkan, penggunaan paving block lebih tahan disbanding cor beton” ungkap Muhammad Rusli.

Terkait soal situs sejarah dan potensi wisata yang ada di Desa ini, Rusli berharap agar ada perhatian dari pemerintah daerah melalui Dinas Pariwisata dan Dinas Kebudayaan. “jika situs sejarah yang ada disini bisa dibenahi dan dijadikan objek wisata, itu akan memberi kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan terkhusus kepada Desa Kajaolaliddong.” Pungkas Rusli

( Asri Romansa )

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *