Bone, Global Terkini- Keluhan datang dari sejumlah pengendara yang mengantre bahan bakar di SPBU 74.927.34, Jalan Ahmad Yani, Kabupaten Bone. Mereka menuding pihak SPBU lebih mengutamakan pengisian solar ke jeriken dibanding kendaraan yang sudah mengantri sejak dini hari.
“Betul-betul dih passolar e, bayangkan Deng Anto antre sejak masih subuh, ini baru selesai, karena jeriken dulu dilayani, padahal selalu diberitakan tapi masih begitu,” kata seorang sumber, Kamis, 16 Oktober 2025.
Sumber tersebut turut mengirimkan video berdurasi delapan detik yang memperlihatkan pegawai SPBU tengah mengisi solar ke sejumlah jeriken yang berjejer rapi. Di sisi lain, tampak deretan kendaraan mengantre panjang, termasuk sebuah bus bertuliskan Polisi.
Fenomena antrean di SPBU ini bukan hal baru bagi warga Bone. Keluhan serupa sudah beberapa kali muncul di media sosial maupun laporan masyarakat, terutama sejak pasokan BBM bersubsidi semakin ketat.
Ketika dikonfirmasi, Sukri, pengelola SPBU, membantah tudingan bahwa jeriken lebih diutamakan. Ia menjelaskan bahwa antrean panjang terjadi karena meningkatnya permintaan bahan bakar, terutama dari masyarakat yang membawa surat rekomendasi resmi.
“Dalam hal ini untuk keperluan nelayan dan pertanian, meski tidak ada regulasi yang mengatur kalau jeriken yang diutamakan, tapi pengisian dilakukan berdasarkan antrean,” jelas Sukri.
Ia menegaskan, pihak SPBU tetap memprioritaskan kendaraan umum. Menurut Sukri, banyaknya pengisian jeriken beberapa hari terakhir disebabkan oleh kebutuhan tinggi di wilayah Bone Utara.
“Karena di daerah Bone Utara masih ada yang masih panen jadi kebutuhan BBM juga masih besar,” ujarnya sambil memperlihatkan surat rekomendasi dinas terkait.
Sukri juga menepis dugaan adanya praktik mafia solar di SPBU tempatnya bekerja. “Kami melayani murni berdasarkan permintaan yang ada dalam surat rekomendasi,” pungkasnya.
Meski begitu, warga berharap pihak berwenang turun meninjau langsung proses distribusi di SPBU tersebut. Sebab, jika praktik pengisian jeriken terus terjadi di jam padat, antrean kendaraan dipastikan menimbulkan keresahan.













