HukrimNewsPeristiwa

Jaringan BBM Subsidi Bone: Surat Rekomendasi, “Biaya Pompa”, dan Oknum APH

×

Jaringan BBM Subsidi Bone: Surat Rekomendasi, “Biaya Pompa”, dan Oknum APH

Sebarkan artikel ini
Aktivitas pengisian solar subsidi di SPBU Bone. Dugaan pungutan tambahan Rp10 ribu per jeriken menjadi bagian dari pola mafia BBM.

Bone, Global Terkini- Pasca terbongkarnya praktik BBM subsidi yang disulap menjadi ladang emas bagi jaringan pebisnis gelap di Bone, Sulawesi Selatan, geliat lobi-lobi pun mulai terasa. Beberapa oknum terlihat berupaya menjembatani pertemuan dengan ED sosok yang disebut-sebut sebagai salah satu pengendali jalur distribusi, untuk mencari “jalan tengah”.

Pelan-pelan, tabir siapa saja yang ikut bermain ikut tersibak. Tak hanya pebisnis swasta, sejumlah aparat penegak hukum (APH) diduga turut terlibat. Jumlahnya lebih dari satu. Nama-nama berinisial HS, SA, AR, bahkan seorang kepala satpam kampus berinisial RU, ikut menyeruak.

Baca Juga :   Dandim 1407 Bone, Apresiasi Koramil Terbaik Dalam Lomba Kebersihan

Salah satu kunci lancarnya bisnis ini adalah surat rekomendasi dari dinas. Dokumen itulah yang menjadi “tiket” kendaraan para pemain BBM Subsidi untuk keluar-masuk SPBU.

“Ada surat rekomendasi, biasanya satu orang bawa dua surat. Makanya kami kasi,” ujar seorang manajer SPBU ketika ditemui, Jumat 26 September 2025.

Tak berhenti di situ. Ada pula pungutan tambahan yang mereka sebut sebagai biaya pompa. Besarannya Rp 10 ribu per jeriken.

BB, salah satu pemain dengan skala cukup besar, tak menampik bahwa ia telah berkoordinasi dengan banyak pihak.

Baca Juga :   Pisah Sambut Kapolres Bone, Tetap Menjaga Protokoler Kesehatan

“Hansip saja tidak kuajak koordinasi,” kata BB, seperti disampaikan seorang sumber.

BB sendiri mengaku baru sekitar tiga hari beroperasi. Ia membeli solar subsidi dengan harga Rp270 ribu per jeriken. Barang itu dibawanya ke Wajo, Kecamatan Bola, lalu diteruskan ke Morowali, Sulawesi Tengah.

Menurut pengakuan pelaku lain, bisnis ilegal ini biasanya mencapai puncaknya pada pertengahan tahun.

“Suplai BBM subsidi biasanya mulai marak di bulan Juli hingga November. Tergantung kebutuhan perusahaan juga,” ungkapnya.

Arah pengiriman pun tidak hanya ke Sulawesi Tengah. Solar subsidi ini juga diduga dikirim ke Sulawesi Tenggara. Jalurnya beragam melewati Pallette, yang kabarnya kini dihentikan sementara, hingga Pelabuhan Bajoe.

Baca Juga :   Bupati Hadiri Pelantikan Ikinndo Serdang Bedagai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *