Mamasa, Global Terkini- Tragedi meninggalnya seorang pasien lansia di Puskesmas Nosu, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, memicu sorotan publik setelah video siaran langsung kejadian tersebut viral di media sosial.
Dalam video itu, pasien tampak tidak mendapatkan penanganan medis hingga mengembuskan napas terakhir.
Disorot sebagai pihak paling bertanggung jawab, Kepala Puskesmas Nosu, Bd. Adolfina, akhirnya angkat bicara. Ia menjelaskan kronologi kejadian dari sudut pandangnya, seraya menegaskan insiden tersebut terjadi di situasi serba darurat dan tengah krisis tenaga kesehatan.
Menurut Adolfina, sekitar 30 menit sebelum pasien datang, petugas jaga meninggalkan lokasi untuk mengantar pasien rujukan ke RS Polewali. Sementara itu, satu-satunya perawat yang tersisa sedang menangani proses persalinan di lantai dua.
“Ketika pasien datang, Satpam kami langsung memanggil petugas yang sedang menangani pasien bersalin. Namun memang kondisi pasien sudah sangat kritis. Saya sendiri berada di rumah dinas saat itu. Butuh waktu untuk menuju ke PKM, dan saat saya tiba, pasien sudah meninggal,” ujar Adolfina.
Penjelasan Adolfina diperkuat oleh keterangan Satpam yang bertugas saat itu, Soleman Sulle. Ia membenarkan, perawat sedang fokus pada proses persalinan dan bahwa durasi antara kedatangan pasien hingga wafat hanya berlangsung sekitar 10 menit.
Adolfina pun menolak anggapan insiden tersebut murni kelalaian. Ia menilai peristiwa itu justru mencerminkan masalah yang lebih fundamental, kekurangan sumber daya manusia di lini layanan kesehatan dasar.
“Kami sangat kekurangan tenaga. Kami berharap Pemda dan Dinas Kesehatan bisa memberikan solusi nyata. Penambahan dokter dan perawat sangat mendesak jika kita ingin memberikan pelayanan kesehatan yang layak di wilayah ini,” pungkasnya.
Saat ini, Puskesmas Nosu tidak memiliki satu pun dokter. Hanya empat tenaga kesehatan yang harus berbagi tugas secara bergiliran selama 24 jam. Kondisi ini dinilai menjadi faktor krusial yang memperburuk kesiapan fasilitas kesehatan menghadapi kasus-kasus darurat.
Sementara sorotan publik terus menguat, tragedi ini membuka luka soal ketimpangan layanan kesehatan antara pusat dan daerah.