Bone, Global Terkini- Pelaksana proyek irigasi di Desa Corawali, Kecamatan Barebbo, Kabupaten Bone, Hendra, mengeluhkan kualitas material batu yang masuk ke lokasi pekerjaan. Ia menilai, material yang dikirim bercampur dengan timbunan sehingga tidak sesuai dengan yang dipesan.
Hendra mengatakan bahwa dirinya bukan membeli material timbunan melainkan batu. Namun, yang dikirim ke lokasi sebagian bercampur timbunan, dan sampai saat ini dirinya memperkirakan sudah sekitar empat kubik material timbunan berada di lokasi.
“Saya beli batu, bukan timbunan. Sekitar empat kubikmi itu timbunannya yang masuk,” ujar Hendra, Rabu, 15 Oktober 2025 lalu.
Ia menambahkan, pihaknya membutuhkan material yang berkualitas agar pekerjaan sesuai spesifikasi. Namun, ia terkendala karena pengadaan material proyek tersebut hanya diizinkan melalui satu sumber pemasok.
“Kita mau ambil yang bagus di tempat lain tidak bisa, karena satu pintu,” ujarnya.
Proyek irigasi di Corawali merupakan bagian dari kegiatan peningkatan jaringan irigasi yang didanai oleh pemerintah pusat.
Persoalan ini menyoroti lemahnya sistem pengawasan dalam pengadaan material proyek pemerintah. Dengan kebijakan satu pintu, pelaksana di lapangan terpaksa bergantung pada satu pemasok, meski kualitas material yang diterima dinilai tidak layak.
Kondisi itu memunculkan pertanyaan, apakah sistem tersebut benar-benar menjamin efisiensi dan transparansi, atau justru membuka peluang bagi turunnya mutu pekerjaan di lapangan?.













