BONE, Global Terkini – Dana pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sekitar 300 miliyar rupiah, rencananya akan di gunakan untuk membangun sejumlah infrastruktur di kabupaten Bone, menuai kecaman dan sorotan dari beberapa lembaga. Salah satunya dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Bone.
Aksi demonstrasi yang digelar PMII siang tadi, Kamis 17 Juni 2021 di depan gedung DPRD Bone, kelurahan Bulutempe, kecamatan Tanete Riattang Barat kabupaten Bone, mengecam kebijakan pemerintah kabupaten Bone, dalam pengajuan pinjaman dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) ke pemerintah Pusat dengan nominal 300 miliyar rupiah.
Sebelumnya, aksi yang sama juga dilakukan pekan kemarin di depan kantor Bupati Bone dan gedung DPRD, dengan tuntutan aerupa, yakni agar pemerintah daerah mengembalikan dana pinjaman tersebut karena di anggap membebani keuangan daerah dalam rentang waktu delapan tahun.
Kendati kebijakan itu sudah mendapat persetujuan dewan, namun aksi mahasiswa tetap penuntut DPRD dan pemerintah agar mengevaluasi urgensitas dana pinjaman tersebut. “Kami sebagai perpanjangan suara masyarakat Bone menolak keras adanya kebijakan pinjaman dana PEN tersebut, karena ini akan meninggalkan utang dalam jangka waktu yang lama untuk masyarakat Bone. Bisa dibayangkan dengan bunga pinjaman sebesar 6,19 persen, berarti kita berkewajiban membayar 18 miliyar rupiah per tahun.” Ungkap Riswan, selaku kordinator aksi PMII.
“Itu baru pembayaran bunganya saja, belum pokok. Jika jangka pengembalian 8 tahun, berarti pengembalian pokok sebesar 37,5 miliyar rupiah, ditambah bunga 18 miliyar, maka pemerintah harus siapkan dana untuk bayar utang setiap tahun sebesar 55,5 miliyar rupiah setiap tahunnya. Andaikata 18 miliyar rupiah ini digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bone, itu akan lebih bermampaat.’ Katanya menambahkan.
Demonstrasi yang berlangsung sekitar pukul 11.00 siang tadi, Kamis 17 Juni 2021 di depan kantor Bupati Bone, nyaris ricuh dengan aksi saling dorong antara mahasiswa, satpol PP dengan Polisi. Hal itu berawal saat Sekda Bone, H..A. Islamuddin menemui mahasiswa didepan pagar kantor Bupati dan meminta perwakilan 20 orang mahasiswa untuk masuk ke kantor Bupati. Namun ditolak oleh mahasiswa karena mereka ingin semua masuk untuk menyampaikan aspirasinya.
Saat Sekda bergegas pergi, para mahasiswa merengsek dan mendorong pagar untuk menerobos masuk. Akibatnya, terjadi aksi saling dorong antara mahasiswa, satpol PP dan Polisi. Beruntung, Kapolres Bone AKBP Try Handoko, tiba dilokasi dan melakukan dialog dengan peserta aksi. Mereka di ijinkan masuk bagi yang menggunakan atribut kemahasiswaan.
Dialog dilanjutkan dalam sebuah pertemuan yang menghadirkan Sekda dan Kapolres Bone. Semetara dari pihak mahasiwa dipimpin langsung oleh kordinator aksi, Riswan. Pertanyaan – pertanyaan mahasiswa tersebut dijawab oleh Sekda Bone, mengatakan bahwa dana PEN ini tidak semua kabupaten bisa meminjam dana tersebut, sebab melalui seleksi dan proses yang ketat melalui beberapa perubahan peraturan menteri. Kita bersyukur karena bisa masuk kategori yang bisa meminjam dana PEN untuk membangun Infrastruktur jalan,,jembatan dan lain lain. Ujarnya.
Aksi demo kemudian dilanjutkan ke DPRD Bone dengan agenda, mendesak dewan agar memanggil pihak Pemkab untuk dihadirkan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP).
Penulis : Andi Trisna