Bone, Globalterkini.Com | Merespon keluhan warga soal dugaan intimidasi dan potongan dana bansos PKH. Bintara Pembina Desa (Babinsa) yang juga suami kepala desa cerebbu, Samsul Bahri akhirnya beri penjelasan.
Ditemui di salah satu cafee, Jl Ahmad Yani, Bone, Sulawesi Selatan, Samsul Bahri mengaku telah berhenti sebagai agen Bansos desa cerebbu.
Samsul berhenti sejak mesin EDC ( Electronic Data Capture ) miliknya ditarik oleh Bank Mandiri beberapa bulan lalu.
Baru-baru ini, penyaluran bantuan sembako di wilayahnya, terpaksa diambil alih agen lain.
” Kebetulan dilaksanakan di tempat saya agar warga tidak repot, karena kalau tidak tersalur kasihan juga, mungkin karena hal itu, ada yang berasumsi kalau saya masih menyalur, ” Akunya, Sabtu 16 Januari 2021.
Samsul juga membantah, jika disebut telah melakukan intimidasi terhadap warganya yang melakukan transaksi di desa bulumpare.
” Saya tidak pernah lakukan itu, mau datangi KPM ( keluarga penerima manfaat ) sambil marah-marah, mereka mau transaksi dimana saja kan hak mereka, ” Ujarnya.
” Begitu juga tudingan bahwa ibu ( kades cerebbu ) menyuruh warganya pindah desa, itu tidak benar, ” Imbuhnya.
Soal dugaan pemotongan, meski telah berhenti menjadi agen, Samsul berjanji akan mengganti dan mengembalikan dana KPM jika benar-benar ada yang pernah mengalami hal demikian.
” Silahkan datang, bawa bukti, karena seingat saya tidak pernah ada potongan, tapi namanya manusia biasa, bisa saja saya keliru, jadi kalau memang ada, silahkan, ” Pungkas Samsul.