BudayaKhazanahNewsPendidikanPolitik

Peringati Hari Santri, Wabub Serdang Bedagai Bacakan Sambutan Menteri Agama

358
×

Peringati Hari Santri, Wabub Serdang Bedagai Bacakan Sambutan Menteri Agama

Sebarkan artikel ini

Sei Rampah, Globalterkini.com – Wakil Bupati Serdang Bedagai (Sergai) H. Darma Wijaya bertindak sebagai pembina upacara pada peringatan hari Santri 2019. Upacara hari Santri ini diikuti peserta dari pondok pesantren Zakiun Nazah, ponpes Imam Muslim dsn  pondok pesantren Darul Mukhlisin, yang dilaksanakan dilapangan sepak bola pondok pesantren Darul Mukhlisin, Desa Cempedak Lobang Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Sergai. Selasa, ( 22/10-19).

Kegiatan ini juga dihadiri oleh kepala Kementerian Agama Kabupaten Sergai, H. DR. Sarmadan Nur Siregar, M.Pd, Asisten Ekbangsos, Ir. Kaharuddin, Kepala Bagian Kesra, Arianto, S.Pd, M.Si, Camat Sei Rampah, Nasaruddin Nasution S.Sos, M.M,  Ketua MUI Sergai, H. Lukman Yahya serta para pimpinan Pondok Pesantren.

Baca Juga :   Asah Kreativitas Guru Lewat Lomba di Hari Anak Nasional

Pada kesempatan itu, wakil Bupati membacakan kata sambutan dari Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin. Dalam sambutan tersebut menekankan besarnya daya pesantren sebagai laboratorium perdamaian. Sebagai laboratorium perdamaian, pesantren merupakan tempat menyemai ajaran Islam yang rahmatanlilalamin, Islam ramah dan moderat dalam beragama. Setidaknya ada Sembilan alasan dan dasar mengapa pesantren layak disebut sebagai laboratorium  perdamaian.

Pertama, kesadaran harmoni beragama dan berbangsa. Mengingat kalangan santri berperan sangat besar sejak masa penjajahan, perebutan kemerdekaan hingga melawan disintegrasi yang coba merongrong NKRI. Kedua, kebiasaan mengaji dan mengkaji dalam sistem pembelajaran pesantren yang membuat santri dididik untuk belajar menerima perbedaan namun tetap bersandar pada sumber hukum yang otentik. Ketiga, prinsip khidmah (pengabdian) para santri, yang merupakan ruh dan prinsip loyalitas santri yang dibingkai dalam paradigma etika agama dan realitas kebutuhan sosial. Keempat, santri yang di didik dalam semangat kemandirian. Kelima, tumbuhnya gerakan komunitas kesenian dan sastra di pesantren juga jadi alasan lain mengapa keindahan, harmoni dan kedamaian bisa tumbuh dalam kehidupan santri.

Baca Juga :   Imam Besar Masjid Istiqlal, Hadiri Pelantikan PCNU Kabupaten Kolaka

Lalu yang keenam, santri berproses dalam iklim diskusi yang sehat. Ketujuh, pesantren mengakomodasi para santri  untuk mengembangkan kearifan lokal untuk menghadapi tantangan arus zaman yang semakin pragmatis dan materialis. Kedelapan, prinsip maslahat (kepentingan umum) merupakan pegangan yang sudah tidak bisa ditawar lagi oleh kalangan pesantren. Dan yang terakhir, penanaman spiritual dalam kegiatan pesantren di mana tidak melulu perihal fikih yang didalami, tapi juga aspek tazkiyatunnafs, yaitu proses pembersihan hati, yang dilakukan lewat amalan zikir dan puasa.

Baca Juga :   Progres Revitalisasi Pertanian Kolaka Utara, Sudah Berjalan 30%

Hal lain yang patut disyukuri adalah, lahirnya UU No. 18 tahun 2019 yang mengatur fungsi tambahan pesantren yang tidak lagi sekadar lembaga pendidikan, namun juga sebagai tempat untuk mengembangkan fungsi dakwah dan pengabdian masyarakat. Tutup wakil Bupati Sergai dalam membacakan sambutan Menteri Agama pada hari Santri 2019

(Budi Lubis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *