Kolut, GLOBAL TERKINI. COM – Beberapa pekan terakhir, meninggalnya seorang bayi, pasangan suami istri, Muhammad Irfan dan Susi Susanti, dari Desa Amoe, Kecamatan Pakue Utara, menjadi viral di media sosial, setelah diberitakan oleh salah satu media online lokal Sulawesi Tenggara. Bayi malang itu meninggal, Kamis 26 April 2018 lalu, dalam perjalanan saat dirujuk ke Rumah Sakit setempat, karena stok oksigen (O2) di Puskesmas Pakue Utara tidak tersedia.
Peristiwa itu mengundang banyak reaksi yang menyorot soal kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara, terkait pelayanan kesehatan. Dari beberapa sumber menyebut jika bayi yang baru dilahirkan, meninggal karena tidak adanya ketersediaan stok oksigen di Puskesmas tersebut. Sementara bayi yang lahir dalam kondisi tidak normal itu, sangat membutuhkan bantuan pernapasan melalui oksigen.
Ternyata, masalah stok oksigen ini bukan hanya terjadi di Puskesmas Pakue Utara. Tapi juga terjadi di beberapa Puskesmas lainnya. Seperti di Puskesmas Lawolatu, Kecamatan Ngapa, lagi-lagi masalah oksigen dikeluhkan oleh pasien. Uniknya, saat para aktivis mendesak DPRD Kolaka Utara, memanggil Kepala Dinas Kesehatan, Alias, untuk hadir dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP), justru tidak berada di tempat.
Terulangnya masalah stok oksigen yang tidak tersedia di Puskesmas Lawolatu, membuat sejumlah aktivis dan elemen masyarakat, kegerahan. Kepala Dinas Kesehatan dinilai tidak tanggap dengan persoalan stok oksigen yang sudah merenggut nyawa seorang bayi. “Besok, (24/5/2018) kami akan menggelar aksi demo di Dinas Kesehatan dan DPRD, agar masalah ini di sikapi” ujar ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Kolaka Utara, Haeruddin, Rabu malam, 23 Mei 2018.
Kami akan mendesak DPRD, kata Haeruddin, agar memanggil Kepala Dinas Kesehatan serta bidang terkait untuk memberi penjelasan soal pengadaan oksigen di instansi tersebut. Kami juga akan mendesak yang bersangkutan agar transparan dalam mengelola anggran untuk pengadaan tabung oksigen. Masalah ini kami anggap sudah sangat urgent. Katanya
Terpisah, Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonexia (PMII), Mahdanur, yang dikonfirmasi soal rencana aksi besok, menyebut mengusung issu yang sama. Yakni pengadaan stok oksigen di Dinas Kesehatan. “Kalau perlu, Kepala Puskesmas tempat terjadinya peristiwa tersebut agar di panggil untuk dimintai keterangannya” ujar Mahdanur yang di konfirmasi via telepon.
Diperkirakan, aksi demo yang akan digelar besok, menurunkan para aktivis dari dua lembaga kemahasiswaan, HMI dan PMII. Sekitar 50 orang mahasiswa akan ikut dan berorasi, dimulai dari bundaran tugu kelapa, lalu ke kantor Dinas Kesehatan dan berakhir di gedung DPRD Kolaka Utara. (Asri Romansa)