BudayaEkonomiKhazanahNewsPendidikanPeristiwaPolitikRagam

Potensi Alam Desa Babussalam Masih Terkungkung

1149
×

Potensi Alam Desa Babussalam Masih Terkungkung

Sebarkan artikel ini

Kolaka Utara, Global Terkini – UDARA sejuk di antara hamparan hijau alam pegunungan, kian terasa syahdu dengan aroma buah cengkeh yang menyeruak. Dari Desa Babussalam, kecamatan Lasusua, kabupaten Kolaka Utara, provinsi Sulawesi Tenggara, kita dapat menikmati pemandangan alam yang artistik. Dari ketinggian lebih kurang 804,5 meter dari permukaan laut (mdpl), setiap pengunjung dapat menyaksikan hamparan pemukiman wilayah kota Lasusua serta garis pantai berpasir putih. Dari sini dapat disimpulkan bahwa sebahagian besar masyarakat kabupaten Kolaka Utara sebagian besar mendiami dataran kaki bukit atau pegunungan yang berbatasan langsung dengan bibir pantai yang membentang dari utara ke selatan. Oleh sebab itu, topografi kabupaten Kolaka Utara sangat dikenal dengan potensi wisata alam nya. Baik destinasi wisata alam pegunungan, alam laut, air terjun dan lainnya.

Namun ada hal yang mengusik pemikiran, selepas jalan poros provinsi dan mulai menyusuri jalan pendakian menuju desa Babussalam. Tanjakan cukup ekstrim dengan kondisi jalan mulai rusak, pengunjung yang berkendaraan harus ekstra hati-hati jika tidak ingin tergelincir pada tebing dikanan kiri jalan yang belum di aspal. Warga desa Babussalam ini sudah terbiasa melewati jalan rabat beton dengan kondisi mulai rusak dibeberapa bagian.

Baca Juga :   SK Penambahan Supplier Disoal, Sekprov Sulsel Bilang Begini

Kepala desa Babussalam, Muhammad Udin Nur yang ditemui Global Terkini, Rabu kemarin ( 7 September 2023 ) mengakui jika jalan menuju desa ini baru satu kali mendapat anggaran, yakni saat dimekarkan. Selebihnya belum pernah sampai saat ini. Kendati masyarakat desa Babussalam berharap agar mendapatkan jalan aspal melalui bantuan pemerintah daerah, provinsi atau pusat, namun harapan itu belum terwujud.

Udin Nur menjelaskan bahwa potensi wisata alam desa Babussalam memiliki prosfek yang sangat bagus. Andai saja ada perhatian pemerintah daerah untuk mengelola destinasi wisata alam sekaligus sarana olah raga, disini sangat memungkinkan untuk olah raga paralayang. Í”sudah banyak wisatawan local yang berkunjun. termasuk beberapa pejabat atau politisi. Bahkan ada yang sampai menginap untuk menikmati sejuknya alam pegunungan,” Ujar Udin Nur

Baca Juga :   TNI, Polri, Masyarakat Bersihkan Sampah di Bantaran Sungai dan Pasar

Terkait soal potensi komoditi alamnya, Udin Nur mengatakan, mayoritas masyarakat berprofesi sebagai petani kebun yang menggarap lahan-lahan cengkeh. Selain cengkeh, ada juga jenis buah-buahan lainnya, seperti durian, pisang, jagung dan kelapa. “dulu masyarakat menanam dan memelihara kakao. Namun sejak ada program nasioanl terkait peremajaan atau sambung samping tanaman kakao, program tersebut tidak berhasil. Akibatnya, masyarakat petani beralih menanam cengkeh.” Tuturnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh beberapa petani yang ditemui Global Terkini saat berkunjung ke desa Babussalam. “kalau kakao disini nyaris sudah tidak ada. Rata-rata petani kebun hanya memiliki lahan cengkeh, dan itu hasilnya sangat bagus. Selain cengkeh, masyarakat juga menanam jenis tanaman jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Seperti jagung, kacang-kacangan, sayur mayur dan hortikultur lainnya. Tapi kalau kakao, disini hamper tidak ada.” Ungkap salah seorang petani.

Baca Juga :   Pengurus IKAPTK Dilantik, Ilham Azikin Instruksikan Vaksinasi Massal

Jika dicermati, desa Babussalam memang merupakan salah satu dari duabelas desa di kecamatan Lasusua, yang menjadi pemasok komoditas cengkeh terbesar, dan menjadi sumber pendapatan utama kabupaten Kolaka Utara pada sektor perkebunan. Sayangnya, potensi alam dan komoditi yang ada di desa ini, kesannya masih terkungkung. Untuk itu kepala desa bersama masyarakat Babussalam berharap adanya perhatian pemerintah daerah, terutama dalam pembenahan inprastruktur jalan. “kami harapkan ada perhatian pemerintah daerah untukmembantu kami membenahi jalan desa, agar potensi komodisi serta wisata alam di wilayah ini bisa dikembangkan.” Pungkas Udin Nur penuh harap

 Asri Romansa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *