Mamasa, Global Terkini- Ketua Harian Sinergi Muda Mamasa, Ryan Mewa, menegaskan pihaknya tidak akan tinggal diam terhadap dugaan praktik monopoli dan penguasaan proyek oleh segelintir oknum di Kabupaten Mamasa.
“Cara-cara seperti ini sangat berpotensi merugikan keuangan negara, merusak tatanan demokrasi dan keadilan yang seharusnya menjadi landasan pembangunan di daerah ini,” ujar Ryan, Minggu, 26 Oktober 2025.
Ryan menilai, penguasaan proyek tanpa transparansi dan akuntabilitas dapat berdampak buruk bagi masyarakat. “Dana publik yang seharusnya digunakan untuk kepentingan bersama, bisa menjadi ladang korupsi dan dinikmati oleh segelintir oknum yang hanya memikirkan kepentingan pribadi dan kelompoknya,” tegasnya.
Ia mengingatkan, praktik tersebut bukan hanya merugikan masyarakat, tetapi juga mencoreng nama baik Bupati dan pemerintah daerah. “Kepemimpinan yang seharusnya menjadi contoh dan pelindung kepentingan rakyat, malah terkesan membiarkan praktek-praktek monopoli terjadi. Ini sangat memprihatinkan dan patut untuk kita tolak dan lawan bersama,” katanya.
Sinergi Muda Mamasa pun menyerukan agar seluruh elemen masyarakat, aparat hukum, DPRD, LSM, dan media ikut mengawasi sejumlah proyek besar yang sedang berjalan, di antaranya:
1. Pembangunan Laboratorium Kesehatan Masyarakat Tier 2 Kabupaten Mamasa senilai lebih dari Rp12 miliar.
2. Jalan beton di Dinas Transmigrasi–Rantim senilai Rp4,2 miliar.
3. Jalan beton di Transmigrasi–Rantim senilai Rp3,8 miliar.
4. Rehabilitasi Kantor KB Kecamatan Messawa senilai Rp283 juta lebih.
5. Proyek fisik senilai Rp12 miliar di Dinas Transmigrasi.
Ryan juga mengajak masyarakat melapor jika menemukan penyimpangan. “Kami mengajak untuk segera melaporkannya kepada kami, Sinergi Muda Mamasa, agar kami dapat menindaklanjutinya bersama aparat hukum. Mari kita bersama-sama menjaga integritas dan transparansi dalam pembangunan di Kabupaten Mamasa demi masa depan yang lebih baik,” pungkasnya.













