Mamasa, Global Terkini- Suasana pasar di Kabupaten Mamasa tampak lesu. Sejumlah pedagang mengeluh sepinya pembeli yang kian hari kian menurun. Salah satunya adalah Fatmawati, pedagang pakaian yang setia menjajakan dagangannya dari satu pasar ke pasar lain setiap hari pasar tiba.
Hari ini, Kamis 19 Juni 2025, Fatmawati kembali membuka lapaknya di Pasar Mambi. Namun hingga pukul 10.00 pagi, tak satu pun pembeli datang mendekat.
“Sekarang saya di pasar Mambi kembali berjualan. Namun hingga pukul 10.00 pembeli belum ada,” ujar Fatma saat ditemui di tempatnya berjualan.
Fatmawati mengaku, situasi seperti ini sudah ia alami sejak awal tahun. Setiap kali hari pasar tiba, tak ada jaminan dagangannya laku.
“Biasa ada laku, tapi kadang betul-betul zonk. Padahal jarak tempu memburu pasar lumayan memakan waktu,” katanya sambil merapikan barang jualannya.
Menurut Fatmawati, tren penurunan daya beli warga Mamasa sudah terasa dalam beberapa tahun terakhir. Perputaran uang makin lambat, dan dampaknya langsung dirasakan oleh pedagang kecil seperti dirinya.
“Sudah dapat dipastikan perputaran uang susah sebab tiap tahun pembeli makin merosot,” tandasnya.
Para pedagang berharap ada perhatian dari pemerintah daerah untuk mengatasi lesunya ekonomi lokal yang kini menghantui pasar-pasar tradisional di Mamasa. Jika tidak, bukan tak mungkin roda perekonomian rakyat kecil akan benar-benar terhenti.