HukrimNewsPeristiwa

Penganiayaan Brutal Mahasiswa Palopo, Keluarga Curiga Aksi Terencana

×

Penganiayaan Brutal Mahasiswa Palopo, Keluarga Curiga Aksi Terencana

Sebarkan artikel ini
Keluarga dampingi Andi Alquais yang masih dirawat intensif usai dianiaya pelaku.

Palopo, Global Terkini- Seorang mahasiswa bernama Andi Alquais (21) menjadi korban penganiayaan di Jalan Yogi S. Memed, Kelurahan Songka, Kecamatan Wara Selatan, Kota Palopo, Senin malam, 24 November 2025.

Hingga Selasa sore, 25 November 2025, korban masih menjalani perawatan intensif di RSU Mega Buana Palopo.

Keluarga korban, Zain, menduga kuat bahwa aksi penganiayaan ini dilakukan secara terencana.

“Tadi korban bilang ada 5 orang datangi dan berbagi peran, ada yang pukuli, ada yang pegang tangannya dan ada yang berjaga di pintu, berarti sudah direncanakan,” ujar Zain.

Baca Juga :   Warga Waji Keluhkan Penyaluran Bantuan PKH Tidak Tepat Sasaran

Ia meminta agar Kepolisian Polres Palopo segera menangkap seluruh pelaku yang terlibat.

“Kami harap polisi segera menangkap pelaku lainnya. Jangan cuma satu orang, karena yang menganiaya keluarga kami itu lebih dari satu,” ucap Zain.

Sebelum dilarikan ke rumah sakit, Andi Alquais sempat menceritakan bahwa dirinya didatangi lima orang pelaku.

“Ada 5 orang yang datang, satu orang memukuli saya, dua orang pegang tangan saya dan dua orang berjaga di pintu,” ucap Alquais.

Kasat Reskrim Polres Palopo, Iptu Sahrir, membenarkan bahwa korban merupakan mahasiswa yang tinggal di lokasi kejadian. Sementara salah satu pelaku yang sudah diamankan adalah Andi Yahya (44), warga setempat yang bekerja sebagai tukang batu.

Baca Juga :   Destinasi Wisata Alam Sulambe Anawai, Kembali Dibuka

Menurut Sahrir, kejadian bermula ketika pelaku mendatangi rumah korban untuk menegur aktivitas korban dan teman-temannya yang diduga sering menimbulkan kebisingan hingga larut malam. Rumah tersebut diketahui kerap dijadikan sekretariat organisasi mahasiswa Fakultas Pertambangan Universitas Andi Djemma.

“Pelaku merasa terganggu dengan aktivitas korban bersama teman-temannya yang sering ribut hingga malam dan mengganggu warga sekitar. Namun teguran tersebut tidak diterima baik oleh korban,” kata Sahrir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *