Kalsel, Global Terkini- Ribuan remaja Kalimantan Selatan bersatu di lapangan terbuka Jl Gubernur Subarjo, Kelurahan Basirih Selatan, Banjarmasin, dalam kemah yang bukan sekadar ajang perlombaan. Kemah Karya Bakti Wisata Karang Taruna (KKBWKT) ke-36, yang berlangsung 17–19 Oktober, menjadikan persoalan sampah dan sungai sebagai fokus. Lebih dari 3.000 aktivis karang taruna dari 13 kabupaten dan kota hadir untuk berdiskusi, belajar, dan bersaing, sekaligus menjadi penggerak perubahan lingkungan.
Panitia pelaksana KKBWKT, Atim Susanto, menuturkan, “Kemah karya bakti ini melaksanakan 19 kegiatan lomba serta edukasi dan diskusi tentang problem sampah dan sungai, serta pemahaman tentang pencemaran air.”
Edukasi dan diskusi ini dihadiri perwakilan karang taruna se-Kalsel. Mereka membahas cara menanggulangi timbulan sampah yang makin menggunung, khususnya di kota Banjarmasin. Salah satu narasumber, Fathurrahman, wartawan lingkungan sekaligus praktisi persampahan Kalsel, menekankan pentingnya pengelolaan sampah dari sumbernya. “Sampah dari rumah tangga di atas 50 persen dari timbulan sampah yang ada di TPS dan TPAS,” ujarnya, sambil menambahkan bahwa sampah yang dipilah dapat disetorkan ke bank sampah atau diperdagangkan ke pengepul, dan akhirnya menjadi bahan baku industri.
Proses daur ulang, menurut Fathurrahman, tidak hanya mengurangi tumpukan sampah, tetapi juga mengurangi tekanan terhadap sumber daya alam. Kayu yang dipakai untuk membuat kertas atau minyak bumi untuk plastik bisa diminimalkan jika masyarakat rutin memilah sampah dan mendaur ulang.
Dari sisi pemerintah, Yuliarini, Kepala Seksi Pencegahan Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup Kalsel, hadir memberikan edukasi penyelamatan sungai, terutama di Banjarmasin. Harapannya, gerakan pilah sampah dari sumbernya dan pendirian bank sampah oleh karang taruna dapat menyentuh akar masalah lingkungan.
Atim Susanto, yang juga Ketua Karang Taruna Kota Banjarmasin, mengajak peserta untuk langsung meninjau kondisi sungai serta Banjarmasin Recycle Center (BRC), pusat pengolahan sampah. Selama ini, karang taruna Banjarmasin aktif melakukan aksi peduli sampah, gerakan pilah sampah dengan sembako, dan pendirian bank sampah.
Tidak sekadar teori, peserta juga mengikuti kegiatan sosial sungai, melihat kondisi wisata sungai Banjarmasin, dan berinteraksi langsung dengan masyarakat sekitar.
Dari sisi kompetisi, Kabupaten Balangan tampil sebagai juara umum. “Untuk mengirimkan peserta sebanyak itu telah dipersiapkan dari jauh hari. Setiap kelurahan dan desa menganggarkan untuk kegiatan karang taruna, termasuk untuk mengikuti agenda tahunan Kemah Karya Bakti Wisata Karang Taruna ini,” kata Ardiansyah, Ketua Karang Taruna Kabupaten Balangan. Kabupaten ini mengirim 1.612 peserta dari total 3.261 peserta seluruh Kalsel.
Menurut Ardiansyah, karang taruna juga berperan mendata penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) dan meningkatkan keterampilan pemuda di desa. Dengan persiapan matang dan penguatan lomba, wajar jika Balangan membawa pulang piala bergilir juara umum KKBWKT 2025.
Ketua Karang Taruna Kalsel, Tri Hayat, menegaskan, tujuan utama kegiatan ini bukan sekadar juara, tetapi membangun kebersamaan antar karang taruna se-Kalsel dan sinergi untuk memajukan daerah. ***













