Kolut, GLOBAL TERKINI. COM – Maraknya nada sumbang terkait program ‘talas Satoimo’ atau lebih populer dengan sebutan talas jepang, menggelitik rasa penasaran globalterkini.com untuk mencari tau soal program tersebut. Dilokasi awal penanaman talas, nyaris sudah tak terlihat jejak, kecuali sapi ternak milik masyarakat yang merumput. Konon area ini rentan dengan banjir, sehingga berpindah ke arah barat sekitar 300 meter.
Menyambangi lokasi tanaman talas jepang yang di inisiasi oleh Pemerintah Daerah Kolaka Utara ini, terlihat tumbuh subur dan mulai menghijau. Nampak tiga pekerja sedang sibuk menyiangi rumput di antara tanaman talas tersebut. Salah satunya adalah Kepala Seksi Produksi Bidang Tanaman Pangan, Amsar, S.TP.
Melirik progres kegiatan penanaman talas satoimo yang bernama latin ‘colocasia esculenta’ ini, memberi rasa optimisme yang cukup besar. Pasalnya, jika ini berhasil, pangsa pasarnya tidak perlu di khawatirkan. “Kita sudah menanda tangani Memorandum of Understanding (Mou) dengan pihak eksportir dari jepang” kata Amsar, yang ditemui di lokasi kebun talas, Rabu, 16 Mei 2018.
Kepala bidang tanaman pangan, Dinas Pertanian Kolaka Utara, Ngatimo, SP menjelaskan, bahwa program tersebut non budget (tidak di anggarkan). “Kegiatan itu di gagas oleh Bupati Kolaka Utara, kemudian menjafi kebun percontohan (demplot), yang melibatkan semua instansi. Seperti pengadaan bibitnya ditangani oleh dana Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Pembangunan Daerah (BPD) Cabang Kolaka Utara, sementara pengolahan awal lokasi oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan Dinas Pertanian untuk pengembangannya. Ujar Ngatimo, ditemui diruang kerjanya.
Senada dengan itu, Amsar, selaku kordinator tim 21 yang dibentuk oleh Dinas Pertanian terkait kebun percontohan talas jepang ini mengatakan “prosfek talas jepang di Kolaka Utara, diharapkan nanti memberi kontribusi kepada masyarakat petani. Sebab beberapa daerah sudah berhasil mengeksfor hasil produksinya ke jepang. Seperti Kabupaten Bantaeng, Mamuju dan Kabupaten Pinrang. Cuma memang pemeliharaannya sedikit rumit. Untuk membunuh rumput yang tumbuh disekitar tanaman talas, dilakukan secara manual. Jika menggunakan racun rumput (herbisida), tanaman talas ikut layu dan mati. Jelas Amsar.
Soal harga, sambung Amsar, eksfortir mengacu pada harga internasional. Jadi tidak ada keraguan akan merugi. Melihat kondisi tanaman saat ini, 75% saya sangat yakin akan berhasil. Jika ini memberi hasil yang memuaskan, diharapkan nanti masyarakat akan mengimplementasikan di kebun-kebun mereka. Ini akan merambah sampai ke desa-desa dan akan menambah income perkafita masyarakat petani. Apalagi harganya sangat kompetitif dan menjadi bahan konsumsi di pasaran internasional. Pungkas Amsar. (Asri Romansa)