BudayaNewsPeristiwaRagam

Goyang Erotis di Festival Bone Riolo Menuai Sorotan, Mahasiswa: Apakah Itu Juga Budaya Bone?

×

Goyang Erotis di Festival Bone Riolo Menuai Sorotan, Mahasiswa: Apakah Itu Juga Budaya Bone?

Sebarkan artikel ini
Grup Kucang-kucang.

Bone, Global Terkini – Festival Bone Riolo merupakan rangkaian peringatan Hari Jadi Bone (HJB) ke-693 yang digelar Dinas Kebudayaan. Kegiatan ini dibuka dan diresmikan Wakil Bupati Bone, H Ambo Dalle di Pelataran Museum Lapawawoi, Jl MH Tamrin, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Rabu malam, 26 April 2023.

H Ambo Dalle menuturkan, Festival Bone Riolo merupakan wujud dari upaya Pemerintah Daerah untuk kembali memperkenalkan dan melestarikan kearifan budaya lokal.

“ Siapa lagi yang melestarikan budaya Bone kalau bukan kita sendiri,” Ujarnya, sebagaimana dilansir situs resmi Pemerintah Kabupaten Bone.

Dikatakan, Festival Bone Riolo ke depan akan menjadi kalender tahunan. Sehingga setiap perayaan HJB akan ada kegiatan khusus menampilkan kearifan budaya lokal Kabupaten Bone dan bugis pada umumnya.

Baca Juga :   Muhammad Ikramullah, Putra Bone Wisudawan Terbaik dan Termuda di Program Doktoral Unhas

“ Contohnya Jepang, sebagai Negara maju, tapi masih tetap melestarikan nilai-nilai budayanya. Tentunya kita juga, agar ke depan Festival Bone Riolo ini harus menjadi kalender tetap untuk merayakan HJB,” Ujar Ambo Dalle lagi.

Festival Bone Riolo menyajikan pameran Bone pada masa lampau, juga menampilkan lomba osong. Sayangnya, salah satu kegiatan yang ditampilkan panitia dalam Festival tersebut menuai sorotan terkait penampilan group Kucang-kucang, sejumlah waria yang tergabung dalam group ini nampak membawakan sebuah judul lagu disertai goyangan erotis di atas panggung, sebelum akhirnya diminta berhenti.

” Sebagai mahasiswa yang masih awam dengan budaya dan kearifan lokal, saya bertanya-tanya apa kaitannya menampilkan grup seperti itu pada kegiatan yang bertujuan melestarikan budaya kearifan lokal. Apakah goyang erotis itu juga budaya Bone?,” Ungkap Muis, salah seorang aktivis mahasiswa.

Baca Juga :   Setubuhi Siswi SMP, Guru Honorer di Bone Diamankan Polisi

Ketua DPD JOIN Bone, Andi Trisna Arief juga mengkritisi kejadian tersebut, menurutnya masih sangat banyak warisan budaya kearifan lokal yang beretika dan lebih sopan untuk ditampilkan.

” Kendati dalam budaya dan adat istiadat Bone, kaum waria ini memang ada dan disebut ‘bissu’, tapi peranannya bukan untuk menampilkan atau mempertontonkan tarian erotis, seperti yang kita saksikan bersama baru-baru ini, ” Katanya.

Terkait kejadian tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Bone, Andi Murni Alimuddin kepada media membenarkan adanya group Kucang-kucang yang sempat tampil di panggung.

” Pada saat pelaksanaan kegiatan saya berada di Makassar, kemarin baru tiba di Bone, mendapat informasi itu saya langsung tanyakan kebenarannya ke panitia dan memang sempat menyanyi (grup Kucang kucang-red) namun hanya sebentar karena disetop sama panitia,” Terang Andi Murni.

Baca Juga :   Bentrok Berdarah Warnai Aksi Demo HMI di PDAM Bone

Dia melanjutkan, sebelum tampil di panggung, group tersebut diketahui menuju lokasi untuk mengantar salah satu peserta festival. Namun saat ada jeda waktu antara penampilan peserta pihak Master of Ceremony (MC), pemandu acara tiba-tiba memanggil group kucang-kucang naik ke atas panggung.

” Nah disitu sempat menyanyi, namun pantia bertindak cepat meminta turun. Kemudian saat dipanggung semuanya berpakaian sopan,” Sambungnya.

Terkait dengan dugaan kelalaian MC, pihaknya akan meminta kepada panitia untuk menanyakan apa dasarnya memanggil group tersebut naik keatas panggung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *