BudayaEkonomiKhazanahNewsPendidikanPeristiwa

Rumah Gubuk Warga Bajoe Nyaris Ambruk Saat Disambangi Paskas

497
×

Rumah Gubuk Warga Bajoe Nyaris Ambruk Saat Disambangi Paskas

Sebarkan artikel ini

Bone, Globalterkini.com – Sebuah rumah gubuk warga kelurahan Bajoe, kecamatan Tanete Riattang Timur, nyaris ambruk saat para wanita pejuang pasukan amal sholeh (Paskas) kabupaten Bone menyambangi untuk menyalurkan sejumlah bantuan.

Herman (50), pemilik rumah yang sudah tidak layak huni ini mengakui sudah berpuluh – puluh tahun bermukim dirumah tersebut dengan menghidupi 10 orang anaknya yang masih kecil kecil – kecil. Sedangkan sang ibu pergi meninggalkan suami bersama anak – anak nya yang masih kecil sejak beberapa tahun lalu. Herman terpaksa harus berjuang sendiri untuk menghidupi anak – anaknya dan bekerja sebagai sopir angkot di kawasan pelabuhan bajoe.

Baca Juga :   Didemo Warga, Kepsek SMAN 21 Makassar Pasang Dada

Ironis,… ditengah virus corona yang sedang mewabah dalam beberapa bulan terakhir, Herman kehilangan mata pencaharian. Tidak ada lagi pekerjaan yang bisa dilakukan untuk mengais rejeki. Sementara anak – anaknya harus bertahan hidup dirumah gubuk yang serba memprihantikan.

Mencermati kondisi rumah Herman yang lebih menyerupai gubuk ini, memang sudah sejak lama tidak pernah dibenahi. Sehingga seluruh peralatan rumah, mulai dari tiang penyanggah, papan lantai hingga atap sudah keropos dan rapuh termakan usia.

Herman menuturkan, bantuan pemerintah yang diterima berupa program keluarga harapan (PKH) tidak memberikan solusi untuk hidup lebih baik. Bahkan untuk konsumsi sehari – hari pun jauh dari pada cukup. Hidup Herman bersama anak – anaknya pun masih banyak bergantung kepada sanak saudara dan keluarganya. Bahkan bantuan bedah rumah yang pernah ditawarkan kepadanya senilai 13 juta rupiah, ia tolak karena cukup digunakan untuk membenahi rumah yang dihuni selama ini.

Baca Juga :   Ketidakpatuhan Pelaku Usaha Bebani Pemda, Butuh Langkah Tegas

Mengetahui kondisi itu, para wanita dari pasukan amal sholeh, SiJum, dan Sips kabupaten Bone, turun tangan untuk menyalurkan bantuan dan membagi keprihatinan. Sayangnya, rumah yang sudah terbilang reyot tersebut terdengar suara gemeretak kayu balok yang patah saat tim Paskas berada di atas rumah. Spontan, kepanikan terjadi sesaat sebelum semua berhasil turun dan keluar dari rumah tersebut.

Kejadian itu membuka mata hati kita, segelintir orang yang hidup dalam keprihatinan tanpa kehadiran pemerintah. Seakan mereka dibiarkan bergelut dengan penderitaan tanpa kepedulian serta uluran tangan dari pemerintah. Seharusnya, andai kita bisa bergandengan tangan untuk berbagi dan membantu, mereka yang terpinggirkan tidak perlu menghadapi penderitaan dengan kehadiran para dermawan dan pemerintah. Semoga kejadian ini mengetuk pintu hati kita untuk saling menolong sesame, dan cepat disikapi oleh pemerintah yang bertanggung jawab dengan nasib rakyatnya.

Baca Juga :   Menanti Deklarasi Akbar SPRI di Sulawesi Selatan

Asri Romansa

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *