Kolut, GLOBAL TERKINI. COM – Alnalim binti Kamading (12) siswi kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Assadiyah Kelurahan Lapai, Kecamatan Ngapa, Kabupaten Kolaka Utara, ditemukan tewas tenggelam di sungai Lapai sekitar pukul 15.30 sore tadi, Jumat 27 April 2018.
Warga Lingkungan III Kelurahan Lapai ini dilaporkan tenggelam oleh teman-temannya kepada warga sekitar, beberapa menit setelah kejadian. Menurut kerangan Umi, salah seorang teman korban menyebut “sekitar pukul 15.00, korban mengajak teman-temannya, yakni, Mirna, Kiki, Idrus, Irna, Wahid dan Salim, untuk mandi-mandi di sungai lapai” tutur Umi
Lokasi yang dituju, merupakan bekas galian tambang C milik PT. Masalle yang ada di badan sungai. Keterangan seorang warga, Mawar, menyebut jika bekas galian tersebut cukup dalam. Mungkin kedalamannya mencapai 3 hingga 4 meter. Kata Mawar
Keterangan sama juga disebutkan oleh salah seorang warga bernama Tiroi (30) yang ikut melakukan penyelaman mencari jasad korban di lokasi kejadian (TKP). “Lokasi tenggelamnya korban memang cukup dalam, akibat penggalian dan pengambilan material oleh PT. Masalle Group beberapa waktu lalu. Terang Tiroi kepada Globalterkini.com.
Hampir setengah jam pencarian jasad korban dilakukan dengan menyelam. Itupun tidak bisa mencapai dasar sanking dalamnya bekas galian tersebut. Pada akhirnya, tubuh korban ditemukan mengapung sendiri di permukaan. Tutur Tiroi, Jumat (27/4)
Jasad korban yang ditemukan mengapung segera dilarikan ke Puskesmas Lawolatu, namun nyawanya tidak bisa diselamatkan lagi akibat kehabisan oksigen saat tenggelam di dasar sungai. Sementara itu orang tua korban, Kamading (50) tak kuasa menahan tangis menyaksikan jasad anaknya yang terbujur kaku. Kamading yang dijemput keluarganya saat beraktivitas dikebun yang ada di Desa Koreiha, bahkan tampak histeris oleh kejadian tersebut.
Klarifikasi yang dilakukan kepada Kepolisian sektor setempat, belum memberikan keterangan secara rinci terkait kronologis kejadian. Bahkan nomor telepon genggam milik Kapolsek Ngapa, Ajun Komisaris Polisi Dua (Ipda) Adianto, SH, tidak diangkat meski terdengar nada sambung pertanda aktif, saat hendak di klarifikasi soal kejadian itu. (Asri Romansa)