HukrimNewsPeristiwaRagam

Klaim Pembelian dan Bantahan Beradu, Polemik Bantuan Alsintan di Mare Masuki Babak Baru

×

Klaim Pembelian dan Bantahan Beradu, Polemik Bantuan Alsintan di Mare Masuki Babak Baru

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi.

Bone, Global Terkini- Dugaan praktik jual beli alat dan mesin pertanian (alsintan) bantuan pemerintah di Kecamatan Mare, Kabupaten Bone, kini memasuki babak baru yang semakin ruwet dan penuh silang keterangan. Pengakuan seorang warga bernama Melati yang sebelumnya mengaku membeli satu unit jonder senilai Rp100 juta, kini berbuntut panjang dan memunculkan versi-versi baru yang saling bertabrakan.

Semula, Melati menyebut alat tersebut dibeli dari seseorang bernama Mira. Namun, klaim itu langsung terbantahkan. Kepala Desa Batu Gading mengonfirmasi bahwa di wilayahnya tidak terdapat warga bernama Mira seperti yang dimaksud.

Perkembangan ini mendorong Kepala UPT Pertanian Kecamatan Mare, Passamula, turun tangan. Ia mengaku telah memanggil Melati untuk dimintai klarifikasi. Dari hasil penelusuran, nama yang disebut Melati ternyata bukan Mira, melainkan Andi Ira.

Ira diketahui merupakan warga Lerang, Desa Abbumpungeng, Kecamatan Cina, yang disebut-sebut kerap membantu kelompok tani mendapatkan bantuan. Ia juga disebut memiliki saudara serta ipar yang bekerja di Kementerian Pertanian.

Baca Juga :   ‘Festival Tanjung Pallette’ Giat Menuju Kharisma Ivent Nusantara

“Sudah saya telusuri ternyata dia. Tapi bantuan itu sudah saya suruh untuk dikembalikan ke kelompok tani ndi,” kata Passamula, Senin 1 Desember 2025.

Tak hanya itu, Passamula juga mengaku telah menghubungi langsung Ira untuk mengamankan persoalan ini.

“Ira juga sudah saya chat, suruh amankan ini. Saya sampaikan, kalian yang memperbuat saya yang rusak, jadi saya minta selesaikan,” tambahnya.

Di sisi lain, Ira membenarkan bahwa dirinya memang mengurus bantuan tersebut. Namun, ia dengan tegas membantah tudingan telah menjual jonder kepada Melati. Menurutnya, alsintan itu diurus untuk kelompok tani di Dusun Cingerang 1 yang diketuai Settaring.

“Sudah banyak kelompok yang saya bantu mendapatkan bantuan, dan itu gratis, tidak pernah saya pungut biaya se-sen pun, malah saya yang biasa kasi anak-anak pembeli pulsa,” katanya.

Baca Juga :   Cafe Triple F Buka Puasa Bersama Sahabat dan Relasi

“Jadi Bohong itu kalau ada yang bilang saya jual Rp100 juta,” sambungnya.

Untuk menguji klaim tersebut, Melati kemudian dihubungi via telepon langsung di depan Ira. Dalam momen itu, Melati tampak sedikit mengubah keterangannya, namun tetap bersikukuh bahwa terdapat aliran dana Rp100 juta.

Ia kemudian mengalihkan narasi dengan menuding bahwa uang tersebut sejatinya merupakan pinjaman yang pernah diberikan kepada Ira.

“Dulu (Ira) pernah pinjam uang sama saya, makanya saya bilang, seperti saya beli ini jounder, tapi dia sudah bayar sedikit-sedikit. Dia memang tanya, kenapa saya bilang beli jounder padahal uang itu dipinjam,” kata Melati.

Saat ditanya lebih jauh mengapa bantuan pemerintah bisa dijadikan jaminan utang, Melati mengaku gugup hingga akhirnya terpaksa melakukan hal tersebut.

Kasus ini sebelumnya mencuat setelah Melati mengaku membeli satu unit jonder bantuan pemerintah dengan harga Rp100 juta dari seseorang bernama Mira yang belakangan diketahui sebagai Ira. Fakta itu terkuak setelah alsintan tersebut dijadikan jaminan bersama sejumlah aset lainnya dalam perkara utang-piutang dengan nilai fantastis, mencapai lebih Rp7 miliar.

Baca Juga :   Laptop dari Puang Amure untuk Perpustakaan Desa Bacu: Modal Baru Menuju Pentas Nasional

Ironisnya, dalam proses investigasi perkara ini, media bahkan sempat berulang kali ditawari sejumlah uang agar berhenti memuat pemberitaan.

Dengan pengakuan yang berubah-ubah, bantahan yang keras, serta indikasi alur dana yang janggal, polemik dugaan jual beli alsintan ini kian menimbulkan tanya, apakah murni persoalan utang atau justru mengarah pada praktik penyalahgunaan bantuan negara?

Untuk diketahui, dugaan jual beli Alsintan di Kecamatan Mare bukan baru kali ini terjadi, beberapa waktu lalu, Sekcam Mare bahkan sempat akan melakukan demo, ketika itu ajakan untuk berkumpul tersebar lewat WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *