Bone, Global Terkini- Kabupaten Bone kembali tersorot karena belum memiliki rumah rehabilitasi bagi pecandu narkoba, padahal daerah ini telah berstatus zona darurat. Meski angka penyalahgunaan meningkat, pemerintah daerah belum menyiapkan fasilitas yang layak.
Forum Bersama (Forbes) Anti Narkoba Bone menilai kondisi ini serius. Banyak pecandu yang seharusnya mendapat pendampingan justru dibiarkan tanpa akses rehabilitasi, berisiko menambah pengguna baru dan memperkuat jaringan peredaran.
Ketua Forbes, Andi Singkeru Rukka, mengatakan, “Sudah bertahun-tahun kami dorong. Tapi sampai sekarang, tidak ada langkah nyata dari pemerintah maupun pihak terkait.”
Lambannya pembangunan fasilitas, kata Forbes, bukan karena urgensi minim, tapi karena kurangnya prioritas kebijakan. Bone tercatat berulang kali masuk tiga besar wilayah rawan narkoba di Sulawesi Selatan.
Untuk itu, Forbes menawarkan konsep rehabilitasi berbasis masyarakat, “Semua tempat adalah rumah rehabilitasi, semua orang adalah konselor, dan semua bertindak secara nonlitigasi,” kata Andi Singke, sapaan akrab Ketua Forbes.
Masih kata dia, sosialisasi saat ini juga harus lebih ditingkatkan, menjadikannya strategi utama, bukan sekedar formalitas kegiatan seremonial.
Masyarakat yang minim literasi narkoba kerap menjadi celah pengedar, sementara pecandu tanpa akses rehab berisiko diproses hukum atau kembali ke lingkungan memicu kecanduan.
Forbes mendesak pemerintah daerah segera bertindak.
“Karena kalau rumah rehab terus diabaikan, kita bukan hanya kehilangan generasi, kita sedang membiarkan peredaran gelap tumbuh tanpa perlawanan yang seimbang,” tegas Andi Singke.











