Bone, Global Terkini- Tak hanya Polres Bone, demonstran Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Bone juga mendatangi Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Bone, Selasa, 21 Oktober kemarin. Aksi mereka berakhir ricuh setelah terjadi saling dorong dengan aparat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Ketegangan bermula saat massa PMII mencoba menerobos barikade untuk meminta Bupati Bone menerima aspirasi secara langsung. Aparat Satpol PP menghalangi langkah tersebut hingga terjadi aksi dorong-mendorong, menyebabkan beberapa demonstran terluka.
Ketua PMII Bone, Zulkifli, mengecam tindakan aparat yang dinilai berlebihan dan tidak mencerminkan sikap pemerintah yang terbuka terhadap kritik publik.
“Kami datang menyampaikan aspirasi rakyat kecil, bukan membuat kericuhan. Namun respons Pemda justru menunjukkan sikap anti kritik,” ujarnya.
Dalam aksi tersebut, PMII menuntut pemerintah daerah membuka secara transparan data dan mekanisme pendistribusian bantuan alsintan serta kebijakan subsidi BBM untuk kelompok tani.
Mereka memberikan batas waktu tujuh hari kepada Pemda Bone untuk menyampaikan penjelasan resmi.
“Jika dalam tujuh hari tidak ada respons, PMII akan kembali turun dengan kekuatan massa yang lebih besar,” tegas Zulkifli.
Aksi ditutup dengan duduk melingkar di halaman kantor bupati sebagai simbol penolakan terhadap kebijakan yang dinilai tidak berpihak pada petani.
