Bone, Global Terkini- Orang tua siswa SD Negeri di kabupaten Bone mengeluhkan dugaan pungutan sebesar Rp 100 ribu per siswa.
Pungutan tersebut rencananya mau digunakan untuk membangun pagar sekolah.
“Padahal itu tidak termasuk emergency, beda kalau ruangan mau roboh membahayakan proses belajar mengajar, itu bisa kita gotong royong menyumbang, tapi ini kan cuma mau sekolah kelihatan cantik saja,” kata Burhan.
Burhan adalah orang tua salah satu siswa di SD Negeri 207 Apala, Bone Sulawesi Selatan.
Dia mengaku tidak pernah sepakat soal pungutan tersebut, apa lagi itu bukan yang pertama kali dengan dalih kesepakatan komite.
“Dulu pernah Rp 50 ribu per siswa, pertanyaannya kapan kami bersepakat dengan komite, saya justru baru tau setelah istri bayar,” keluhnya.
Burhan menyarankan agar pembangunan pagar tersebut sebaiknya ditunda dulu, apa lagi jika tujuannya hanya sekedar ingin ikut-ikut dengan sekolah lain.
“Kepala sekolah juga harus lebih kreatif menjemput anggaran lewat pendekatan ke Dinas Pendidikan atau anggota dewan, jangan hanya menunggu sumbangan,” sarannya.
Menanggapi hal itu, kepala SD Negeri 207 Apala, Hj Rosmini membantah pihaknya meminta sumbangan.
Menurutnya, pungutan itu adalah partisipasi berdasarkan keputusan dari orang tua dan komite sekolah.
“Saya selaku kepala sekolah hanya memfasilitasi kegiatan, sekali lagi bukan sumbangan,” tegasnya.
Keluhan soal pungutan di sekolah dengan dalih kesepakatan bukan merupakan hal baru, di kabupaten Bone hal seperti ini cukup mudah dijumpai, meski begitu belum ada tindakan tegas dari pihak-pihak berwenang.