Bone, Global Terkini- Pengaspalan di Jalan Langsat, Kota Watampone, menuai sorotan. Meski badan jalan masih basah dan tergenang air usai diguyur hujan deras pada sore harinya, proyek tersebut tetap dikerjakan pada Minggu malam, 14 Desember 2025. Praktik ini dinilai menyimpang dari standar teknis pekerjaan jalan.
Seorang warga, Ruse, yang mengaku pernah terlibat dalam pekerjaan pengaspalan, menilai pekerjaan itu seharusnya dihentikan dulu.
“Kalau jalan masih basah, aspal pasti tidak melekat sempurna. Ini kesalahan dasar dalam pekerjaan jalan,” ujarnya.
Secara aturan, pengaspalan memang wajib dilakukan di atas permukaan yang kering, bersih, dan stabil demi menjamin daya rekat dan mutu perkerasan.
Mengabaikan prinsip dasar tersebut sama saja membuka ruang bagi kerusakan dini dan pemborosan anggaran publik.
Menurut Ruse, pengaspalan di atas permukaan basah berpotensi menimbulkan pengelupasan, retak, hingga lubang dalam waktu singkat, hal tersebut pada akhirnya merugikan masyarakat dan membebani anggaran daerah.
Proyek yang dikerjakan CV Ilham Jaya Anugrah ini pun dipertanyakan pengawasan teknisnya. Siapa yang memberi lampu hijau ketika kondisi jelas tidak memenuhi syarat?
Padahal, Bupati Bone, Andi Asman Sulaiman, diketahui sempat melakukan pengawasan langsung di lokasi pada sore hari sebagai bentuk komitmen memastikan proyek berjalan sesuai prosedur dan standar kualitas. Langkah tersebut bahkan diapresiasi warga.
Namun, pengaspalan tetap berlanjut pada malam hari saat kondisi jalan belum layak.
Sementara itu, hingga berita ini diterbitkan, Kepala Dinas BMCKTR Kabupaten Bone, H. Azkar dan pihak pelaksana proyek, belum memberikan tanggapan meski telah dikonfirmasi melalui WhatsApp.
