BONE,GLOBALTERKINI.COM- Peristiwa laka lantas yang berujung pada dugaan tindak penganiayaan yang dilakukan oknum Tentara Nasional Indonesia (TNI) pembina desa, Serka La Sunardin, terhadap Wawan (19) Warga Desa Pasempe, Bone Sulawesi Selatan, akhirnya mengundang reaksi sejumlah pihak.
Pasalnya, kejadian yang berbuntut pada meninggalnya ibu korban tersebut dianggap menjadi bukti bahwa reformasi kultural di lingkungan TNI belum berhasil.
Hal tersebut diungkapkan seorang aktifis yang juga Mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bone, Muhammad Ajis.
“Sampai hari ini arogansi masih mewarnai wajah aparat keamanan di Negeri ini, baik Tentara Nasional Indonesia maupun Kepolisian Negara Republik Indonesia. Arogansi itu ditunjukkan dengan perilaku melanggar hukum dan melakukan kekerasan di area publik” Ujar Ajis melalui pesan WhatsApp, Kamis 6 September 2018.
Dia menambahkan, pemuda seharusnya wajib dilihat secara objektif. Adapun peristiwa tersebut kata dia, merupakan dua hal yang berbeda.
“Unsur pimpinan TNI harus mendapat informasi yang berimbang agar tak muncul dugaan keberpihakan pada anggotanya, TNI merupakan marwah rakyat, TNI besar bersama rakyat. Tugas pokok TNI sesuai UU TNI pasal 7 ayat 1 yakni, menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI yang berlandaskan Pancasila dan UU dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, serta melindungi segenap Bangsa dan Negara” Terangnya.
Menanggapi perihal tersebut, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XIV Hasanuddin Kolonel Inf Alamsyah yang dihubungi via telepon pun turut angkat bicara, dia mengatakan.
“Itu sudah diserahkan ke Denpom untuk proses hukumnya, nanti masalah tingkat kesalahannya kita liat dulu, kan kita belum tau juga siapa yang salah sebenarnya” Kata Alamsyah dari ujung telepon.
Penulis: Indra Mahendra